Kisah A
Ia seorang perempuan 35 tahun. Sudah menikah kurang lebih 10 tahun, tapi belum juga dikarunia putra. Berbagai usaha telah dilakukan, tetapi Allah belum menakdirkan ia memiliki momongan. Ia memilih untuk berdamai dengan keadaan. Bersyukur dengan semua yang dimiliki dan menikmati hidup bersama suami tercintanya.
Kisah B
Perempuan sepuh yang sudah berusia lebih dari 80 tahun itu tinggal sendirian di sebuah rumah mungil. Ia sudah tidak memiliki keluarga inti, jadi ia benar-benar sendirian. Tiap sore ia berdagang dengan barang dagangan sederhana yang ia gelar di depan tempat praktek seorang dokter. Ada pisang rebus, kacang rebus, kerupuk, air mineral, dan makanan sederhana lain yang ia jual. Seringkali orang-orang membeli dagangannya bukan karena menginginkan makanan itu, tetapi karena terenyuh dengan keadaannya. Dan ia tetap teguh berdiri hingga hari ini. Menyambung hidup dengan berdagang, tidak meminta-minta.
Kisah C
Perempuan itu masih muda, usianya belum genap 23 tahun ketika dokter mendiagnosanya menderita kanker. Setelah ditelusuri, katanya penyakit itu disebabkan pola makan yang tidak sehat waktu masih sekolah dan kuliah. Selama sekolah ia memang tinggal di kost-kostan, hingga pola makan dan ragam makanannya tak terkontrol. Mie instan menjadi makanan sehari-harinya saat itu. Ia terlihat kurus, tapi ia masih bertahan. Dan tetap berikhtiar dengan pengobatan.
Begitulah sebagian permasalahan hidup manusia. Diluar sana masih banyak permasalahan lain yang menimpa orang lain juga. Apakah bisa dikatakan A, B atau C yang paling menderita? Semua telah ada takarannya. Bahwa Allah tidak akan membebani hamba sesuatu yang ia tak sanggup memikulnya (lihat QS Al-Baqarah: 286).
Aku sendiri meyakini, bahwa apapun yang kita alami pasti ada hikmahnya. Manis, pahit, asam, asin, semua telah diberikan oleh-Nya dalam porsi yang pas. Jika aku mengalami pahit saat ini, aku yakin pahit itu akan ada manfaatnya untuk masa depan nanti. Seringkali aku merasa bersyukur atas sebuah kesulitan yang terjadi pada masa lalu. Ujian itu ternyata bisa membuat aku belajar dan menjadi manusia yang lebih baik dari yang dulu. Meski seringkali rasa syukur itu datang belakangan. Mungkin begitu ya tabiat manusia. Padahal Allah telah berfirman “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan
boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu;
Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216).
Dan bagaimana kita menyikapi permasalahan dalam hidup kita? "Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada
berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kafir," kata Allah
dalam QS. Yusuf ayat 87.
Akhirnya...
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya
yang demikian itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu’,
(yaitu) orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan
bahwa mereka akan kembali kepada-Nya”. (QS. Al-Baqarah: 45-46)
Jadi, ketika permasalahan menyapa hidup kita, apa yang bisa kita lakukan? Kalau aku lebih suka:
1. Husnudzon (berprasangka baik) dengan ketetapan-Nya. Mungkin kita pernah berdo'a, mohon menjadi dewasa, dan Dia memberi cobaan agar kita menjadi manusia dewasa. Atau keinginan yang lain? Mungkin Dia tidak memberikan keinginan kita secara langsung, agar kita lebih menghargai setiap proses yang kita lalui.
2. Sabar.
3. Sholat dan berdo'a, mohon ampunan dan petunjuk dari Allah.
4. Menjadikan permasalahan orang lain sebagai cermin. Bahwa kita bukan satu-satunya orang di dunia yang mendapatkan ujian dalam hidup.
5. Tentu saja, segera selesaikan permasalahan kita. Dengan tidak membiarkan permasalahan berlarut-larut, hati kita akan menjadi lega.
Dan masih ada saudara kita yang berjuang untuk kemerdekaan negaranya | . Sumber: Credit |
Jadi, ketika permasalahan menyapa hidup kita, apa yang bisa kita lakukan? Kalau aku lebih suka:
1. Husnudzon (berprasangka baik) dengan ketetapan-Nya. Mungkin kita pernah berdo'a, mohon menjadi dewasa, dan Dia memberi cobaan agar kita menjadi manusia dewasa. Atau keinginan yang lain? Mungkin Dia tidak memberikan keinginan kita secara langsung, agar kita lebih menghargai setiap proses yang kita lalui.
2. Sabar.
3. Sholat dan berdo'a, mohon ampunan dan petunjuk dari Allah.
4. Menjadikan permasalahan orang lain sebagai cermin. Bahwa kita bukan satu-satunya orang di dunia yang mendapatkan ujian dalam hidup.
5. Tentu saja, segera selesaikan permasalahan kita. Dengan tidak membiarkan permasalahan berlarut-larut, hati kita akan menjadi lega.
MENYIKAPI PERMASALAHAN HIDUP
Reviewed by Ummi Nadliroh
on
Maret 21, 2015
Rating:
Postingan ini bisa dijadikan cermin bagi mereka yang dalam hidupnya tidak atau kurang mensyukuri anugerah dari Allah. Kersabaran juga salah satu anugerah-Nya. Nice article.
BalasHapusTerima kasih Mak... kita memang perlu cermin untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan kita ya... :)
HapusPengingat yang indah... Makasih banyak ya udah berbagi ini, mbak...
BalasHapusSama-sama mbak... :)
Hapus