Sebagai PNS, kadang saya ditugaskan dari kantor untuk perjalanan dinas keluar kota berhari-hari. Misalnya untuk pelatihan, yang biasanya dilaksanakan di luar kota dan harus menginap di tempat pelatihan sampai beberapa hari.
Karena perjalanan dinas itu, saya harus meninggalkan anak-anak yang masih kecil. Si Sulung, saya tinggal keluar kota untuk pertama kali ketika berusia 5 bulan, yaitu ke Jawa Timur selama 3 hari. Si Tengah pertama kali saya tinggal saat 9 bulan, yaitu ke Semarang selama 4 hari. Sedangkan Si Bungsu saya tinggalkan baru-baru ini selama 4 hari ke Semarang saat usianya 1 tahun. Selama ini rekor terlama adalah ke Jogja selama 6 hari, ketika baru ada Si Sulung dan Si Tengah, ketika mereka 5 dan 3 tahun.
Sebagai ibu, pasti berat meninggalkan anak-anak yang masih kecil, apalagi ketika mereka masih minum asi. Mungkin ada kekhawatiran juga, bagaimana kalau mereka nanti rewel, apakah suami kita bisa mengatasi ketika mereka rewel, atau kekhawatiran yang lain.
Namun, saya bersyukur punya tim yang hebat, yaitu keluarga saya. #bighug untuk mereka.
Dan ini tips ala-ala saya saat harus meninggalkan anak-anak keluar kota:
1. Ijin Suami
Saya selalu bercerita terlebih dahulu kepada suami sekaligus memberi gambaran kenapa saya harus berangkat. Misalnya jika pelatihan, apa pentingnya untuk tugas saya sehari-hari. Lalu kami bicarakan juga bagaimana nanti agar anak-anak tetap terperhatikan meski bundanya tidak ada.
Nah, kalau semua sudah dibicarakan dan suami ridho, hati pasti tenang.
2. Minta Bantuan Keluarga
Selalu menjalin silaturahim dengan saudara pasti ada manfaatnya. Meskipun saat menjalin hubungan dengan saudara, niat kita tulus lillahi ta'ala. Tetapi berkahnya pasti terasa saat kita membutuhkan.
Seperti saat saya harus dinas keluar kota, saya bisa minta bantuan saudara untuk ikut menjaga anak-anak. Jadi, saya juga bisa bertugas dengan tenang karena ada yang membantu suami mengawasi anak-anak.
3. Komunikasi dengan Anak
Hari-hari sebelum pergi, biasanya saya sudah mengatakan kepada anak-anak. Bahwa saya akan pergi kesini, untuk urusan ini, selama berapa hari. Ditambah pesan-pesan untuk mereka juga. Agar mereka selalu sholihah (3 anak saya putri semua), tidak merepotkan abi, dsb. Bahkan ketika anak-anak saya belum bisa bicara dan entah paham dengan yang saya katakan atau tidak, saya selalu berbicara seperti itu kepada mereka.
Biasanya ketika saya tinggalkan, mereka lebih kooperatif dengan abinya. Mungkin kalimat-kalimat itu benar-benar masuk di hati mereka ya... :)
4. Siapkan Kebutuhan Harian
Biasanya saya sudah belanja untuk kebutuhan makan beberapa hari sebelum berangkat tugas. Tahu, tempe, telur, ikan, sayur semua ada di kulkas. Jadi, yang di rumah tidak perlu memikirkan belanjaan lagi. Mereka tinggal memasaknya. Sebenarnya bisa juga membeli masakan jadi sih... Tetapi keluarga saya lebih suka masakan sendiri, meski hanya tempe goreng dan sambal. :)
Termasuk kebutuhan susu untuk anak yang masih minum susu. Kalau yang masih asi, stok asinya juga jangan dilupakan. Ok?
5. Pasrahkan pada Allah
Saya selalu percaya pada suami dan keluarga, bahwa mereka pasti bisa menangani anak-anak. Lalu tawakkal kepada Allah, percaya bahwa semua akan baik-baik saja.
Jika hati kita tenang, insya Allah anak kitapun merasa tenang juga dan tidak rewel. Jika kita tidak tenang dan selalu merasa gelisah, mereka juga bisa merasakannya lho...
Begitu tips ala-ala saya. Jangan lupa selalu berdo'a mohon kebaikan untuk semuanya.
Pelatihan Setrawan di Hotel Kesambi Semarang |
Karena perjalanan dinas itu, saya harus meninggalkan anak-anak yang masih kecil. Si Sulung, saya tinggal keluar kota untuk pertama kali ketika berusia 5 bulan, yaitu ke Jawa Timur selama 3 hari. Si Tengah pertama kali saya tinggal saat 9 bulan, yaitu ke Semarang selama 4 hari. Sedangkan Si Bungsu saya tinggalkan baru-baru ini selama 4 hari ke Semarang saat usianya 1 tahun. Selama ini rekor terlama adalah ke Jogja selama 6 hari, ketika baru ada Si Sulung dan Si Tengah, ketika mereka 5 dan 3 tahun.
Sebagai ibu, pasti berat meninggalkan anak-anak yang masih kecil, apalagi ketika mereka masih minum asi. Mungkin ada kekhawatiran juga, bagaimana kalau mereka nanti rewel, apakah suami kita bisa mengatasi ketika mereka rewel, atau kekhawatiran yang lain.
Namun, saya bersyukur punya tim yang hebat, yaitu keluarga saya. #bighug untuk mereka.
Dan ini tips ala-ala saya saat harus meninggalkan anak-anak keluar kota:
1. Ijin Suami
Saya selalu bercerita terlebih dahulu kepada suami sekaligus memberi gambaran kenapa saya harus berangkat. Misalnya jika pelatihan, apa pentingnya untuk tugas saya sehari-hari. Lalu kami bicarakan juga bagaimana nanti agar anak-anak tetap terperhatikan meski bundanya tidak ada.
Nah, kalau semua sudah dibicarakan dan suami ridho, hati pasti tenang.
2. Minta Bantuan Keluarga
Selalu menjalin silaturahim dengan saudara pasti ada manfaatnya. Meskipun saat menjalin hubungan dengan saudara, niat kita tulus lillahi ta'ala. Tetapi berkahnya pasti terasa saat kita membutuhkan.
Seperti saat saya harus dinas keluar kota, saya bisa minta bantuan saudara untuk ikut menjaga anak-anak. Jadi, saya juga bisa bertugas dengan tenang karena ada yang membantu suami mengawasi anak-anak.
3. Komunikasi dengan Anak
Hari-hari sebelum pergi, biasanya saya sudah mengatakan kepada anak-anak. Bahwa saya akan pergi kesini, untuk urusan ini, selama berapa hari. Ditambah pesan-pesan untuk mereka juga. Agar mereka selalu sholihah (3 anak saya putri semua), tidak merepotkan abi, dsb. Bahkan ketika anak-anak saya belum bisa bicara dan entah paham dengan yang saya katakan atau tidak, saya selalu berbicara seperti itu kepada mereka.
Biasanya ketika saya tinggalkan, mereka lebih kooperatif dengan abinya. Mungkin kalimat-kalimat itu benar-benar masuk di hati mereka ya... :)
4. Siapkan Kebutuhan Harian
Biasanya saya sudah belanja untuk kebutuhan makan beberapa hari sebelum berangkat tugas. Tahu, tempe, telur, ikan, sayur semua ada di kulkas. Jadi, yang di rumah tidak perlu memikirkan belanjaan lagi. Mereka tinggal memasaknya. Sebenarnya bisa juga membeli masakan jadi sih... Tetapi keluarga saya lebih suka masakan sendiri, meski hanya tempe goreng dan sambal. :)
Termasuk kebutuhan susu untuk anak yang masih minum susu. Kalau yang masih asi, stok asinya juga jangan dilupakan. Ok?
5. Pasrahkan pada Allah
Saya selalu percaya pada suami dan keluarga, bahwa mereka pasti bisa menangani anak-anak. Lalu tawakkal kepada Allah, percaya bahwa semua akan baik-baik saja.
Jika hati kita tenang, insya Allah anak kitapun merasa tenang juga dan tidak rewel. Jika kita tidak tenang dan selalu merasa gelisah, mereka juga bisa merasakannya lho...
Tentu saja merekapun saya rindukan |
TIPS TENANG MENINGGALKAN ANAK KELUAR KOTA
Reviewed by Ummi Nadliroh
on
Oktober 09, 2015
Rating:
ortuku dua - duanya pekerja, kadang ya sebel ditinggal mulu, tapi ya balik lagi, semua demi keluarga ^_^
BalasHapusBetul mb... Selain utk keluarga, 'kemampuan' kita melalui pekerjaan itu mungkin memberi manfaat utk banyak org. Smg dinilai sbg amal sholih. :)
Hapussaya tuh suka ga enak nitip2 anak walau ke sodara, karena sodara sama2 perantauan...dan sibuk dg anak2nya kalo kepepet bangaet br mnt tolong misal saat saya dirawat. paling enak nitip anak ke keluara besar di kampung , banyak sodaranya dan anak2 juga seneng main disana:)
BalasHapusNah, itu dia Mak... Karena sy tinggal di kampung, saudara banyak. Jd klo ninggal anak dg saudara2, saya tenang bertugas. :)
Hapus