Bapak bersama anak pertama dan keduaku |
Cinta itu apa? Sebuah kata yang diucapkan hingga berbusa-busa? Atau tindakan nyata, meski tanpa kata berbunga?
Lelaki itu memang tak banyak bicara. Ia pendiam sudah dari sananya. Meski begitu, sesekali ia tetap becanda dengan kami, tiga putrinya ini. Bisa dibilang kami dekat dengan bapak, meski tak sedekat ibu, yang selalu menjadi teman curhat kami. Kedekatan kami memang bukan dalam hal curhat-curhatan.
Ini adalah sebagian kisah tentang kedekatanku dengan bapak.
Dulu, pada waktu aku masih kecil, bapak sering mengajakku silaturahim ke rumah Pakdhe (kakak bapak) yang di Semarang. Waktu itu adik keduaku masih kecil. Jadi, ibu bersama adik di rumah dan aku ikut bapak ke Semarang.
Waktu itu mungkin aku kelas 3 SD, ketika aku mengetahui ada boneka cantik yang bernama barbie. Banyak temanku yang membicarakan tentang kecantikan si barbie ini. Selain dari teman-temanku, aku tahu tentang barbie dari sebuah majalah anak yang aku pinjam dari tetangga rumah yang kaya raya. Pada jaman itu, di desa jarang sekali keluarga yang membelikan bacaan untuk anak mereka, kecuali mereka orang kaya.
Pada saat yang hampir sama, seorang teman bercerita bahwa ia baru saja diajak keluarganya jalan-jalan di mall Sri Ratu di Semarang. Wah, aku jadi penasaran seperti apa Sri Ratu itu? Bagi kami yang tinggal di desa pada tahun 80-an, mall itu seperti tempat di kahyangan yang sulit dijangkau. :D
Rupanya bapak tahu tentang keinginanku. Jadi, ketika berkesempatan silaturahim ke Pakdhe, bapak juga mengajakku jalan-jalan ke Sri Ratu. Aku masih ingat saat itu dari rumah Pakdhe ke Sri Ratu kami naik bis tingkat. Subhanallah, bagi wong ndeso, naik bis tingkat itu adalah sesuatu... :)
Kamipun berkeliling di Sri Ratu, sekedar cuci mata melihat barang-barang yang jarang ada di desa . Hingga mataku melihat si boneka cantik, barbie. Rasanya aku ingin memilikinya. Tapi kata bapak, "Itu hanya untuk hiasan, tidak dijual."
Setelah sekian tahun, ketika aku mengingat peristiwa itu, aku jadi berpikir, ah... saat itu pasti bapak tidak punya cukup uang untuk membeli boneka barbie. Seorang PNS pada masa itu, gajinya tidaklah seberapa. Ibaratnya untuk makan sehari-hari saja harus dicukup-cukupkan. Tapi syukur alhamdulillah, Allah itu Maha Kaya, rejeki selalu ada, bukan hanya dari gaji semata.
Bapak adalah orang yang suka memberi kejutan. Ibu saja berkali-kali diberi kejutan dengan dibelikan peralatan rumah tangga yang lebih memudahkan pekerjaan sehari-hari di rumah. Dan akupun pernah diberi kejutan berupa sepeda warna merah ketika aku mendapatkan rangking di sekolah saat masih SD.
Senang sekali rasanya saat itu, sepulang bermain, tiba-tiba ada sepeda merah di teras rumah. Kata bapak, "Itu untukmu." Bahagia tak terkata. Kupandangi sepeda merah itu terus-menerus, seperti tak percaya, akhirnya aku punya sepeda. Setelah sekian lama aku selalu meminjam sepeda temanku kalau ingin bersepeda.
Pun ketika aku setingkat SMA, di sebuah pesantren. Bapak punya jadwal rutin mengantarkan uang bulananku ke pondok. Satu hari di waktu yang telah dijanjikan, aku menantikan bapak mengantarkan sangu seperti biasa. Tapi bapak tak kunjung tiba. Tentu saja aku kecewa. Meski bapak mengganti kunjungannya di waktu yang lain, mengantarkan sanguku dan tak mengatakan apa-apa tentang mengapa ia terlambat mengunjungiku.
Perlu waktu yang lama, ketika aku akhirnya mengetahui, bahwa ketika bapak tidak datang di waktu yang dijanjikan itu, ternyata bapak mengalami kecelakaan dengan motor bututnya dalam perjalanan menuju pondokku.
Sungguh... Jika ditanya tentang cinta, lelaki pendiam itu mungkin tak akan bisa mengungkapkan dengan kata-kata indah nan romantis. Tetapi, semua tindakannya telah membuktikan bahwa dia adalah lelaki yang penuh cinta, terutama pada kami keluarganya.
Banyak kenangan indah yang tersimpan di hati. Biarlah sebagiannya tetap ada di hati. Do'aku...
Allahumma Ya Allah... Mohon, ampuni segala dosa dan khilafnya, terima semua amal ibadahnya, lapangkan kuburnya, dan tempatkan ia bersama orang-orang yang Engkau kasihi.
MENGENANG BAPAK
Reviewed by Ummi Nadliroh
on
Januari 19, 2016
Rating:
Aamiin :)
BalasHapusJadi teringat bapak saya juga
Smg bapak mb anisa jg selalu dlm rahmat-Nya. Terima kasih sdh mampir. :)
HapusJadi ingat suamiku yg sudah tenang disana. Ingat anak anak mungkin kelak mereka akan menulis kisah serupa denganmu mbak.
BalasHapusLaki laki romantis tidak selalu dengan kata kata cinta tapi dengan perbuatan nyata.
Semoga suaminya Mbak Ika mendapat tempat terbaik di sisi-Nya. Dan anak2 menjadi anak Sholih dan Sholihah.
Hapus