Judulnya terasa bombastis yah... :D. Tapi seperti itulah yang saya tangkap dari setiap percakapan saya dengan Bapak Muktari, Kepala Desa Banyutowo saat ini.
Oh ya, sebelum cerita banyak, teman-teman tahu tentang Desa Banyutowo, atau setidaknya pernah mendengar nama desa itu? Kalau belum, teman-teman tahu Soimah? Pesinden yang juga dikenal sebagai pelawak itu. Nah, Soimah ini aslinya dari Desa Banyutowo lho... Informasi gak penting ya? Ya sudahlah. Mari lanjut ceritanya. :D
Banyutowo adalah salah satu desa di Kecamatan Dukuhseti Kabupaten Pati. Desanya termasuk kecil, luasnya sekitar 115,890 Ha, terdiri dari satu pedukuhan, 2 RW dan 11 RT. Jumlah penduduk berdasarkan Kecamatan Dukuhseti dalam Angka Tahun 2014 adalah 2.863 orang, terdiri dari 1.475 laki-laki dan 1.398 perempuan. Penduduknya sebagian besar berprofesi sebagai nelayan. Tidak heran sih, karena memang di Desa Banyutowo ini dekat dengan laut. Ada dermaga dan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) disana.
Saya narsis di TPI Banyutowo :D |
Pak Inggi (sebutan untuk Kades di tempat kami) kalau sudah bercerita tentang desanya pasti menggebu-gebu, terlihat sangat bersemangat. Visi untuk tahun-tahun kedepan ia ceritakan dengan semangat.
"Desa Banyutowo, meskipun tidak punya bengkok (tanah kas desa), tapi tidak boleh kalah dengan desa lain. Desa kami harus bisa lebih maju, meski mempunyai keterbatasan." Seperti itu salah satu kalimat penuh semangatnya.
Pak Inggi sedang melaksanakan pelayanan kepada masyarakat |
"Inilah yang akan saya tinggalkan untuk desa ini kalau nanti saya tidak jadi kades lagi," katanya sambil menunjuk kantor balai desa yang terhubung dengan perpustakaan desa dan gedung serba guna, yang memang dibangun pada masa kepemimpinannya.
Lalu ia juga menunjuk tanah lain yang masih kosong. "Disana nanti kami akan membangun kantor bersama, Mbak. Kantor untuk BPD, PKK, LPMD, dan lainnya."
Menurutku sih, pemikiran Pak Inggi yang satu ini keren. Ia tidak hanya berfikir untuk saat ini saja, tapi juga untuk nanti ke depan apa yang ia bangun bisa ada manfaatnya.
Inilah beberapa nilai lebih Desa Banyutowo dibanding desa lainnya.
Inilah beberapa nilai lebih Desa Banyutowo dibanding desa lainnya.
Gedung Serba Guna
Selain menjadi ruang pertemuan ketika ada rapat, di sore hari gedung itu menjadi lapangan badminton untuk masyarakat desa. Setiap jam 4 sore, tempat itu pasti ramai orang berolahraga. Disana juga ada semacam toko yang menyediakan minuman, agar setelah berolahraga, yang kehausan tidak perlu jauh-jauh mencari minum. Toko ini dikelola oleh koperasi desa, dan sudah berbadan hukum lho...
Selain itu, desa juga mempersilahkan jika ada warganya yang akan menggunakan gedung itu sebagai tempat resepsi pernikahan. Tempat itu memang cukup representatif untuk acara resepsi, karena selain tempatnya cukup luas (ada panggungnya juga), tempat parkir juga luas.
Kantor desa tampak depan dan gedung serba guna yang ada didalamnya |
Perpustakaan Desa
Kemudian, berbicara tentang perpustakaan desa. Perpustakaan desa yang dekat dengan PAUD dan Sekolah Dasar (SD) sebenarnya cukup representatif. Tetapi diakui oleh Pak Inggi, bahwa menumbuhkan minat baca memang perlu waktu.
Pada waktu penilaian perpustakaan desa oleh Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah (Arpusda) Kabupaten Pati, disarankan agar pengelola perpustakaan desa bisa jemput bola untuk meningkatkan minat baca masyarakat. Misalnya, untuk ibu-ibu yang menunggui anak-anaknya di sekolah PAUD, buku-buku yang sekiranya menarik minat mereka, bisa dibawa kesana. Menunggu sambil membaca, lebih bermanfaat kan?
Atau ketika ada pertemuan PKK, atau ketika bapak-bapak selesai berolahraga, bisa ditawari untuk membaca. Intinya, kata pihak Arpusda, "Untuk meningkatkan minat baca, kita harus mau mengalah dengan jemput bola. Jangan takut buku rusak atau hilang. Karena akan ada manfaat yang lebih dengan membaca."
Pembinaan perpustakaan desa dari Kantor Arpusda Kab. Pati |
Pak Inggi pun mengiyakan dan dengan antusias menambahi, "Kami juga telah menghubungi warga kami yang sudah sukses, agar bisa memberi bantuan buku untuk perpustakaan desa kami."
Dan sayapun yakin, dengan pengelolaan yang baik, insya Allah perpustakaan desa yang saat ini masih kecil, suatu saat bisa berkembang lebih baik lagi. Semoga ya... Saya ikut berdo'a untuk Desa Banyutowo.
BUMDesa
Ada lagi yang saat ini akan dikembangkan oleh Desa Banyutowo, yaitu BUMDesa atau Badan Usaha Milik Desa. Dengan diawali pembentukan Usaha Ekonomi Desa Simpan Pinjam atau biasa disebut UED-SP pada tahun 2013, tahun ini mulai dirintis pembentukan Pasar Desa. Mungkin tahun-tahun berikutnya usaha-usaha lainpun akan berkembang melalui BUMDesa ini, tentunya juga dengan memperhatikan potensi lokal yang dimiliki Desa Banyutowo.
Tahun ini Kantor BUMDesa juga sudah dibangun dengan Bantuan Keungan dari Provinsi Jawa Tengah. Dengan dibangunnya kantor ini, berarti menunjukkan keseriusan Pemerintah Desa terhadap perkembangan BUMDesa.
BUMDesa yang saat ini baru dirintis, ibarat bayi yang baru lahir, semoga nantinya menjadi bayi yang sehat, yang akhirnya bisa memberikan manfaat untuk masyarakat desa Banyutowo. Semoga ya...
BUMDesa yang saat ini baru dirintis, ibarat bayi yang baru lahir, semoga nantinya menjadi bayi yang sehat, yang akhirnya bisa memberikan manfaat untuk masyarakat desa Banyutowo. Semoga ya...
Kantor BUMDesa |
Itulah sebagian impian Desa Banyutowo yang sedang mulai dirintis. Desa kecil itu, desa yang perangkatnya tidak memiliki bengkok itu, kini mulai berbenah. Bukan tidak mungkin, ketika manajemen pemerintahan desa berjalan baik, pendidikan menjadi perhatian, ekonomi masyarakat tumbuh bersama BUMDesa, suatu saat Desa Banyutowo menjadi desa yang maju dan mandiri.
BANYUTOWO, DESA KECIL DENGAN IMPIAN BESAR
Reviewed by Ummi Nadliroh
on
Desember 01, 2015
Rating:
bagus ya ada perpustakaan desa mengajak untk gemar membaca
BalasHapusMhn do'anya, smg perpustakaan itu bs berkembang baik, Mak. :)
HapusWaah, impiannya memang besar dan diwujudkan juga. Keren ya, moga makin maju desanya :)
BalasHapusTerima kasih, Mbak. :)
Hapuswah kece mbak semoga makin banyak potensi alamnya hehe mantap dah....
BalasHapus