Apa yang sahabat lakukan jika punya hari libur yang lebih panjang dari biasanya? Menghabiskan waktu bersama keluarga pasti menyenangkan ya... Bagaimana dengan melakukan perjalanan bersama orang-orang terkasih? Lebih menyenangkan pastinya. :)
Keluarga kecil kamipun merencanakan liburan di tanggal 5 - 6 Mei kemarin. Tanggal 5 kami habiskan di rumah. Sedangkan tanggal 6 kami janjian untuk jalan ke daerah Gembong dengan adik kami. Masih wilayah Kabupaten Pati juga.
Ini memang perjalanan pendek. Kami berencana pergi jam 8 pagi dan bisa sampai rumah jam 4 sore. Tapi kami melakukan perjalanan bersembilan, dimana 5 diantaranya adalah anak-anak. Dan diantara anak-anak itu ada anak bungsuku yang masih berusia 19 bulan. Anak kecil itu bawaannya malah paling banyak. :D Beberapa yang harus kubawa sebagai bekal anak 19 bulanku adalah:
1. Baju ganti
Anakku kalau makan masih belepotan. Jadi, bawa baju ganti wajib hukumnya.
2. Diapers
Siapa tahu si dedek bab atau diapers yang dipakai penuh selama perjalanan.
3. Gendongan
Kalau jalan kaki, pasti capek kalau dedek minta digendong. Memakai gendongan tentu akan lebih meringankan.
4. Minyak telon
Yang ini, jarang ketinggalan kalau kami bepergian. Sering dibutuhkan soalnya. Yang sering pergi dengan anak kecil pasti tahu... :)
5. Snack dan air putih
Salah satu cara mengatasi anak rewel ya dengan snack. Hehe...
Setelah melakukan berbagai persiapan, kamipun akhirnya benar-benar berangkat jam 8 pagi. Tapi karena keluarga adik belum sarapan, akhirnya kami mampir ke warung dulu. Sedangkan kami yang sudah sarapan cukup memesan teh manis saja. :)
Waduk Seloromo
Menurut wikipedia.org, waduk ini dibangun oleh Belanda pada tahun 1930. Waduk ini digunakan sebagai sumber pengairan bagi lahan pertanian (sawah) di Kecamatan Gembong dan kecamatan sekitarnya, seperti Wedarijaksa, Juwana, Tlogowungu, dan Pati. Selain itu, disini juga digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar.
Karena kami berangkat dari Tayu (rumah kami), kami lewat pertigaan Bapoh, lalu menuju jalan ke Gembong. Kalau dari kota Pati, sahabat bisa lewat GOR Joyokusumo, lalu pilih jalan menuju Gembong. Ada petunjuk arahnya, kok...
Sayangnya, petunjuk arah menuju Waduk Seloromo kecil sekali, sehingga kami hampir terlewat jalannya. Jadi, kalau belum hafal daerah itu dan khawatir tersesat, tanya orang saja ya... :D
Masuk ke lokasi gratis lho... Haha, ketahuan kalau suka gratisan. Waktu kami kesana, cukup banyak juga keluarga yang datang. Tapi menurut pedagang disana, hari sebelumnya malah lebih ramai lagi.
Anak-anak berlarian kesana kemari, kemudian minta turun ke bawah dekat waduk. Cukup menyenangkan sebenarnya karena pemandangan alam selalu indah dipandang mata. Tetapi kalau misalnya ada mainan untuk anak, pasti lebih seru.
Kami tidak lama disana, hanya sekitar 45 menit. Lalu kami menuju Waduk Gunungrowo.
Waduk Gunungrowo
Masih menurut wikipedia.org, waduk ini dibangun oleh Belanda tahun 1928. Luasnya sekitar 320 Ha dan mampu menampung air sampai 5,5 juta meter kubik. Waduk ini juga sebagai suplai air bagi Waduk Seloromo.
Kalau Waduk Gunungrowo tampaknya sudah lebih baik pengelolaannya. Ada Gapura "Waduk Gunungrowo" ketika masuk ke lokasi. Masuk ke lokasi, kita harus membayar Rp. 1.500/orang. Murah ya...
Disini lebih ramai daripada di Waduk Seloromo. Ada yang sekedar menikmati pemandangan, banyak juga yang memancing di waduk. Di sepanjang lokasi juga berjajar warung makan. Menu favorit ikan bakar lah... Kita bisa makan di sambil menikmati pemandangan waduk di angkruk (bahasa Indonesianya apa ya? Hihi...).
Tapi karena kami datang menjelang dluhur, kami tidak terlalu lama disana. Bapak-bapak harus segera sholat jum'at. Jadi, kami memutuskan untuk turun lagi ke masjid yang ada di bawah pintu masuk Waduk Gunungrowo.
Setelah bapak-bapak selesai sholat jum'at, ibu-ibu segera sholat dluhur. Lalu berangkat kembali ke Agrowisata Jolong. Yuk...
Agrowisata Jolong
Untuk menuju Agrowisata Jolong, dari Waduk Gunungrowo, kami harus kembali. Mungkin 10 km-an, kita akan ketemu pertigaan yang ada tandanya menuju Agrowisata Kebun Kopi Jollong.
Nanti akan ada banyak petunjuk untuk menuju lokasi. Jadi, insya Allah lebih mudah menemukan lokasi. Tetapi saat naik kendaraan menuju lokasi, hati-hati ya... Jalan sempit, berbelok, dan ada jurangnya. Tapi semua terbayarkan kalau sudah sampai lokasi, kok.
Agrowisata Jolong terletak di kawasan perkebunan kopi PTP Nusantara IX (Persero) Kebun Jollong. Tempat ini cukup luas, dan waktu itu kami belum genap berkeliling disana, termasuk di Air Terjun Grinjingan, yang sebenarnya sangat ingin kami datangi. Tapi karena sudah sore, dan kami sudah cukup capek, perjalanan kami cukupkan tanpa ke air terjun grinjingan. :(
Oh ya, biaya masuk lokasi Rp. 4.000/orang. Tidak mahal kan?
Begitulah perjalanan kami ke tiga tempat wisata yang ada di Kecamatan Gembong di hari jum'at, tanggal 6 Mei kemarin.
Dari tiga tempat yang kami datangi, anak-anak paling senang di Agrowisata Jolong. Banyak tempat untuk bermain mereka. Bahkan mereka minta datang lagi lain kali. Kami jawab, insya Allah. Karena memang baru separo space yang kami datangi di Jolong, tampaknya kami memang harus mengagendakan kesana lagi. :D
Sahabat, melakukan perjalanan bersama keluarga selain menyenangkan, juga banyak manfaat lainnya, diantaranya: 1) Mengeratkan ikatan keluarga; 2) Melepaskan jenuh akan aktifitas rutin; dan 3) Menambah pengalaman anak.
Kalau sahabat, apa yang dilakukan saat liburan?
Ini memang perjalanan pendek. Kami berencana pergi jam 8 pagi dan bisa sampai rumah jam 4 sore. Tapi kami melakukan perjalanan bersembilan, dimana 5 diantaranya adalah anak-anak. Dan diantara anak-anak itu ada anak bungsuku yang masih berusia 19 bulan. Anak kecil itu bawaannya malah paling banyak. :D Beberapa yang harus kubawa sebagai bekal anak 19 bulanku adalah:
1. Baju ganti
Anakku kalau makan masih belepotan. Jadi, bawa baju ganti wajib hukumnya.
2. Diapers
Siapa tahu si dedek bab atau diapers yang dipakai penuh selama perjalanan.
3. Gendongan
Kalau jalan kaki, pasti capek kalau dedek minta digendong. Memakai gendongan tentu akan lebih meringankan.
4. Minyak telon
Yang ini, jarang ketinggalan kalau kami bepergian. Sering dibutuhkan soalnya. Yang sering pergi dengan anak kecil pasti tahu... :)
5. Snack dan air putih
Salah satu cara mengatasi anak rewel ya dengan snack. Hehe...
Setelah melakukan berbagai persiapan, kamipun akhirnya benar-benar berangkat jam 8 pagi. Tapi karena keluarga adik belum sarapan, akhirnya kami mampir ke warung dulu. Sedangkan kami yang sudah sarapan cukup memesan teh manis saja. :)
Anak-anak narsis di depan warung. |
Menurut wikipedia.org, waduk ini dibangun oleh Belanda pada tahun 1930. Waduk ini digunakan sebagai sumber pengairan bagi lahan pertanian (sawah) di Kecamatan Gembong dan kecamatan sekitarnya, seperti Wedarijaksa, Juwana, Tlogowungu, dan Pati. Selain itu, disini juga digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar.
Waduk Seloromo berlatar Gunung Muria |
Sayangnya belum dikelola dengan baik, banyak sampah dimana-mana |
Sayangnya, petunjuk arah menuju Waduk Seloromo kecil sekali, sehingga kami hampir terlewat jalannya. Jadi, kalau belum hafal daerah itu dan khawatir tersesat, tanya orang saja ya... :D
Masuk ke lokasi gratis lho... Haha, ketahuan kalau suka gratisan. Waktu kami kesana, cukup banyak juga keluarga yang datang. Tapi menurut pedagang disana, hari sebelumnya malah lebih ramai lagi.
Anak-anak berlarian kesana kemari, kemudian minta turun ke bawah dekat waduk. Cukup menyenangkan sebenarnya karena pemandangan alam selalu indah dipandang mata. Tetapi kalau misalnya ada mainan untuk anak, pasti lebih seru.
Kami tidak lama disana, hanya sekitar 45 menit. Lalu kami menuju Waduk Gunungrowo.
Waduk Gunungrowo
Masih menurut wikipedia.org, waduk ini dibangun oleh Belanda tahun 1928. Luasnya sekitar 320 Ha dan mampu menampung air sampai 5,5 juta meter kubik. Waduk ini juga sebagai suplai air bagi Waduk Seloromo.
Kalau Waduk Gunungrowo tampaknya sudah lebih baik pengelolaannya. Ada Gapura "Waduk Gunungrowo" ketika masuk ke lokasi. Masuk ke lokasi, kita harus membayar Rp. 1.500/orang. Murah ya...
Disini lebih ramai daripada di Waduk Seloromo. Ada yang sekedar menikmati pemandangan, banyak juga yang memancing di waduk. Di sepanjang lokasi juga berjajar warung makan. Menu favorit ikan bakar lah... Kita bisa makan di sambil menikmati pemandangan waduk di angkruk (bahasa Indonesianya apa ya? Hihi...).
Anak-anak duduk di angkruk yang ada di atas Waduk Gunungrowo |
Menunggu bapak-bapak sholat jum'at |
Agrowisata Jolong
Untuk menuju Agrowisata Jolong, dari Waduk Gunungrowo, kami harus kembali. Mungkin 10 km-an, kita akan ketemu pertigaan yang ada tandanya menuju Agrowisata Kebun Kopi Jollong.
Nanti akan ada banyak petunjuk untuk menuju lokasi. Jadi, insya Allah lebih mudah menemukan lokasi. Tetapi saat naik kendaraan menuju lokasi, hati-hati ya... Jalan sempit, berbelok, dan ada jurangnya. Tapi semua terbayarkan kalau sudah sampai lokasi, kok.
Memasuki Wisata Agro Jolong |
Oh ya, biaya masuk lokasi Rp. 4.000/orang. Tidak mahal kan?
Anak-anak bisa bermain di space yang ini, tapi untuk masuk ke arena harus bayar lagi |
Di taman bunga, salah satu space di Agrowisata Jolong |
Foto bersama kupu-kupu raksasa :) |
Dari tiga tempat yang kami datangi, anak-anak paling senang di Agrowisata Jolong. Banyak tempat untuk bermain mereka. Bahkan mereka minta datang lagi lain kali. Kami jawab, insya Allah. Karena memang baru separo space yang kami datangi di Jolong, tampaknya kami memang harus mengagendakan kesana lagi. :D
Sahabat, melakukan perjalanan bersama keluarga selain menyenangkan, juga banyak manfaat lainnya, diantaranya: 1) Mengeratkan ikatan keluarga; 2) Melepaskan jenuh akan aktifitas rutin; dan 3) Menambah pengalaman anak.
Kalau sahabat, apa yang dilakukan saat liburan?
PERJALANAN WISATA MURAH KE GEMBONG
Reviewed by Ummi Nadliroh
on
Mei 12, 2016
Rating:
Jalan-jalannya seruuu. Pingin ke sana juga. :D
BalasHapusAyo main ke Pati, Mbak... :)
HapusSaya pernah sekali ke Gembong, ke rumah teman, ramai-ramai. Tapi, lupa daerahnya. :)
BalasHapusKalau anak pondok, biasanya memang suka main ke rumah teman ramai-ramai pas hari libur ya, Pak... Saya dulu begitu soalnya. :)
Hapus