Assalamu'alaikum, Sahabat...
Dalam kehidupan rumah tangga, rasanya tak ada yang berjalan tanpa konflik. Meski kecil pasti ada perbedaan pendapat dengan pasangan kita. Yang namanya dua kepala yang berbeda, pasti ada pemikiran yang berbeda pula.
Dan sesuatu yang berbeda itu, apakah bisa disamakan? Mungkin bisa, mungkin juga sulit menyamakan perbedaan itu. Tetapi seperti kata orang, pelangi indah karena berbeda warna. Kalau satu warna, bukan pelangi namanya. :) Jadi, meski berbeda, tetap bisa indah kan?
Tetapi, bagaimana membuat perbedaan itu menjadi seindah pelangi?
Yang paling mungkin dilakukan adalah mencoba menyikapi perbedaan dengan cara yang bijak. Beberapa hal yang bisa dilakukan adalah:
1. Saat pertengkaran sudah meninggi, ayo diam sejenak.
Seperti kata Rasulullah SAW dari Ibnu Abbas RA, "Barangsiapa marah, hendaknya diam (dulu)."
2. Saling menjauh sementara.
Menjauh yang saya maksud bukan pergi dari rumah ya... Menjauh tapi tetap dekat, bagaimana ya? Hihi...
Misalnya suami di ruang tamu, istri di dapur saja. Sampai suasana reda. Biasanya kalau sudah diam dan berjauhan beberapa lama, ada rasa kangen dengan pasangan. Hehe...
3. Jangan segan minta maaf.
Siapapun yang salah dalam konflik itu, tak ada salahnya kita berbesar hati meminta maaf lebih dulu.
4. Komunikasikan pangkal masalahnya.
Setiap konflik pasti ada penyebabnya. Setelah reda kemarahannya, suami dan istri bisa duduk bersama untuk mencari solusi bersama.
5. Jika konflik membesar, libatkan orang ketiga yang bisa dipercaya.
Kadang diperlukan penengah untuk konflik dengan pasangan. Tentunya kita harus memilih orang yang tepat. Jangan sampai memilih orang yang justru akan memperbesar konflik kita.
Memang ketika kita hidup bersama dengan orang yang punya latar belakang dan isi kepala yang berbeda, sangat mungkin terjadi ketidakcocokan. Tetapi ya... komunikasi tetap harus berjalan. Kita bisa saling bicara dari hati ke hati. Lalu fokus pada tujuan bersama dari kebersamaan itu.
Meski berbeda, pasti ketika kita memutuskan hidup bersama, tentu kita sudah punya tujuan bersama. Apapun itu, ayo fokus pada tujuan itu, dan tak perlu memperbesar perbedaan.
Ah, saya juga masih belajar sebenarnya. Dan saya dan suami saling mengeja perbedaan diantara kami. Berusaha saling menemukan titik temu jika ada perbedaan. Dan makin ke sini, apalagi ketika sudah punya anak-anak, tujuan bersama itu makin terlihat jelas. Sejelas saya makin mengenal suami, dan suami mengenal saya. :)
Bagaimana dengan Sahabat?
Wassalamu'alaikum
Ummi.
Dalam kehidupan rumah tangga, rasanya tak ada yang berjalan tanpa konflik. Meski kecil pasti ada perbedaan pendapat dengan pasangan kita. Yang namanya dua kepala yang berbeda, pasti ada pemikiran yang berbeda pula.
Dan sesuatu yang berbeda itu, apakah bisa disamakan? Mungkin bisa, mungkin juga sulit menyamakan perbedaan itu. Tetapi seperti kata orang, pelangi indah karena berbeda warna. Kalau satu warna, bukan pelangi namanya. :) Jadi, meski berbeda, tetap bisa indah kan?
Tetapi, bagaimana membuat perbedaan itu menjadi seindah pelangi?
Yang paling mungkin dilakukan adalah mencoba menyikapi perbedaan dengan cara yang bijak. Beberapa hal yang bisa dilakukan adalah:
1. Saat pertengkaran sudah meninggi, ayo diam sejenak.
Seperti kata Rasulullah SAW dari Ibnu Abbas RA, "Barangsiapa marah, hendaknya diam (dulu)."
2. Saling menjauh sementara.
Menjauh yang saya maksud bukan pergi dari rumah ya... Menjauh tapi tetap dekat, bagaimana ya? Hihi...
Misalnya suami di ruang tamu, istri di dapur saja. Sampai suasana reda. Biasanya kalau sudah diam dan berjauhan beberapa lama, ada rasa kangen dengan pasangan. Hehe...
3. Jangan segan minta maaf.
Siapapun yang salah dalam konflik itu, tak ada salahnya kita berbesar hati meminta maaf lebih dulu.
4. Komunikasikan pangkal masalahnya.
Setiap konflik pasti ada penyebabnya. Setelah reda kemarahannya, suami dan istri bisa duduk bersama untuk mencari solusi bersama.
5. Jika konflik membesar, libatkan orang ketiga yang bisa dipercaya.
Kadang diperlukan penengah untuk konflik dengan pasangan. Tentunya kita harus memilih orang yang tepat. Jangan sampai memilih orang yang justru akan memperbesar konflik kita.
Memang ketika kita hidup bersama dengan orang yang punya latar belakang dan isi kepala yang berbeda, sangat mungkin terjadi ketidakcocokan. Tetapi ya... komunikasi tetap harus berjalan. Kita bisa saling bicara dari hati ke hati. Lalu fokus pada tujuan bersama dari kebersamaan itu.
Meski berbeda, pasti ketika kita memutuskan hidup bersama, tentu kita sudah punya tujuan bersama. Apapun itu, ayo fokus pada tujuan itu, dan tak perlu memperbesar perbedaan.
Ah, saya juga masih belajar sebenarnya. Dan saya dan suami saling mengeja perbedaan diantara kami. Berusaha saling menemukan titik temu jika ada perbedaan. Dan makin ke sini, apalagi ketika sudah punya anak-anak, tujuan bersama itu makin terlihat jelas. Sejelas saya makin mengenal suami, dan suami mengenal saya. :)
Bagaimana dengan Sahabat?
Wassalamu'alaikum
Ummi.
KETIKA BERKONFLIK DENGAN PASANGAN
Reviewed by Ummi Nadliroh
on
Agustus 16, 2016
Rating:
Sepakat mba, RT kadang mulus kadang ada kerikil berawal dari hal sepele yang enting komunikasi itu penting
BalasHapusSiap, Mbak herva yulyanti... :)
Hapusbelajar trus ya mbak, namanya juga dua kepala ya
BalasHapusNggih, Mbak Lidya...
HapusMbaa, aku bersyukur nggak pernah berkonflik serius ama suami. Tapi aku udah marah, biasanya malah susah ngomong, saking binggung mau ngomong apa. Tapi bagaimanapun harus tetap berkomunikasi ya mba :)
BalasHapusSaya pernah begitu dan pakai bahasa hati, Mbak. Beruntung suami orang yg pengertian. Tp ternyata ada pasangan lain yg masalahnya tdk bisa selesai2 krn tdk ada komunikasi.
HapusKalau pasangan muda mungkin ego masih sama-sama tinggi sehingga malas minta maaf ya mbak Ummi, hehe
BalasHapusIya sih kalau masalah kita serius sebaiknya mencari penengah supaya ada yang mendamaikan :)
Hehe... Iya. Untuk pasangan muda, biasanya masih penyesuaian dan masih tinggi egonya. Saya pernah begitu... :D
Hapuswah ilmu baru tentang pernikahan
BalasHapusijin meresapi dulu mb ummi
maklum masi nubie hihi
Sy juga masih belajar. Hehe...
HapusBismillah, semoga saya gak sering-sering konflik dengan pasangan.
BalasHapusAamiin, Mbak...
HapusHal yang paling mudah memicu pertengkaran kecil adalah perbedaan kebiasaan. Contohnya, biasa meletakkan handuk basah di tempat tidur. Lambat laun, akhirnya saling mengerti, kalau lupa ya sudahlah dimaklumi atau ikhlas mengambil handuk tersebut untuk diletakkan di tempatnya. Jadi pertengkaraan kecil sudah tereliminasi...hehee, sama-sama saling belajar ya, Mbak. Me too
BalasHapusYa, terus berusaha saling memahami, Mbak... :)
Hapusterima kasih banyak mba atas ilmunya, saya yang baru nikah setahun ini juga ngerasa masih banyak yang perlu dipelajari untuk memahami kelebihan dan kekurangan pasangan :)
BalasHapusBarokallah, Mbak... Saya belajar juga. :)
Hapus