Kali ini saya ingin cerita lagi tentang salah satu desa di wilayah kerja saya. Namanya Desa Puncel. Desa yang mempunyai 4 pedukuhan, 7 RW dan 45 RT ini, ada di ujung utara Kecamatan Dukuhseti, berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten Jepara.
Bagi saya setiap desa itu punya keunikan sendiri-sendiri. Baik dari segi orang-orangnya, kondisi alamnya, atau infrastrukturnya. Setiap desa pasti punya keistimewaan.
Kalau tentang Desa Puncel ini, saya jadi ingat ketika di awal tahun 2015 lalu, saya mendampingi Forum Group Discussion (FGD) yang dilakukan oleh STIPARI Semarang bersama BAPPEDA Kabupaten Pati. FGD dilakukan di kampung nelayan dekat TPI Puncel. Pesertanya adalah keluarga nelayan yang ada di sekitar TPI Puncel.
Suasana FGD dengan keluarga nelayan, dibelakang sana masih ada keluarga lainnya |
Dan pertanyaan klasik masyarakat adalah dananya dari mana? Saya sih mengapresiasi yang dilakukan perguruan tinggi itu untuk membuka cakrawala berpikir masyarakat. Tetapi memang, merubah cara pandang yang sudah melekat tidaklah mudah. Perlu ada pendampingan yang berkelanjutan, bukan sekali dua kali diskusi saja.
Dan saya... Tentunya tidak akan membagi tips bagaimana cara merubah mindset masyarakat. Apalah saya ini... Huhu... Saya hanya ingin cerita tentang potensi yang ada di Desa Puncel, yang menurut saya menarik. Tentu saja menarik versi saya ya...
1. Hutan Karet
Hutan karet di Desa Puncel ini milik PTPN IX. Kalau saya lewat hutan itu, saya suka lirik-lirik, ingin selfi disana. Hihi... #dasar emak narsis. Dan akhirnya kesampaian juga narsisnya. :D
Narsis di kebun karet |
Di kebun karet Puncelpun saya lihat ada wadah-wadah kecil, tempat menampung getah karet. Sayangnya saat itu tidak ada yang sedang panen getah karet. Sebenarnya saya ingin lihat langsung saat penyadapan karet. Semoga suatu saat kesampaian lagi. Aamiin. :)
Dan, kalau diperhatikan, pohon karet ini semua miring ke arah yang sama lho. Tak ada pohon karet yang berdiri tegak, semua miring. Sepertinya ke arah matahari terbit. Mereka jadi miring berjama'ah, deh. :D
2. TPI Puncel
Kalau yang ini pengelolanya Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pati. Seperti umumnya Tempat Pelelangan Ikan (TPI), disini tiap jam 1 siang akan mulai lelang. Seru melihat orang-orang memberikan harga pada ikan-ikan yang dilelang.
Suasana TPI Puncel unt uk persiapan pelelangan ikan |
Waktu saya dan teman saya mau foto-foto, pengendara motor mengalah dulu, memberi kesempatan pada kami untuk narsis. Melihat pengertian mereka, tampaknya tempat ini memang sudah sering digunakan narsis oleh para narsiser macam kami. :D
Jembatan ini goyang-goyang kalau ada motor lewat |
3. Tambak
Kalau tambak tentu milik masyarakat pribadi. Kebanyakan ditebar benih bandeng. Dulu ketika dilaksanakan FGD, dari STIPARI menyampaikan, bagaimana jika nelayan "menjual" makan siang dengan suasana tambak? Ahai... Sepertinya menarik. Dan sudah ada warga desa lain (bukan Desa Puncel) di Kecamatan Dukuhseti yang melakukannya. Jika dilakukan marketing yang lebih mumpuni, tentu akan tambah keren.
Hamparan tambak membentang sepanjang mata memandang |
Wassalamu'alaikum
Ummi
ADA APA DI DESA PUNCEL KECAMATAN DUKUHSETI?
Reviewed by Ummi Nadliroh
on
September 23, 2016
Rating:
potensi yang ahrus dikembangkan agar desa jadi maju ya
BalasHapusYa, Bunda Tira. Tapi belum banyak desa yg menyadari potensinya. Sepertinya desa2 di sekitaran Jogja yg sdh mengetahui potensi desanya dan mengembangkannya.
Hapuswah main dijembatan dengan goyang2in jembatan seru kayaknya
BalasHapusBudy | Travelling Addict
Blogger abal-abal
www.travellingaddict.com
Waduh, jangan Pak. Jatuh ke sungai nanti. :D
HapusWaaah..seru tuh Mbak Hutan Karet dan Jembatan Goyangnya. Ga ikut goyang kan Mbak? Hihi..
BalasHapusMalah takut kalau goyang, Mbak... :D
HapusPotensi desanya banyak banget. sangat bagus untuk dikembangkan.
BalasHapusasyik ya Mba main di hutan karet :)
Btw Mba orang Pati kah?
Bener, Mbak.
HapusYa, saya orang Pati, Mbak. :)
Kalau membahas kehidupan desa, rasanya sayang mengingat banyak desa yang potensinya belum diketahui karena minimnya pengetahuan
BalasHapusMemang harus ada komitmen stakeholder terkait untuk memajukan desa ya, Mbak.
Hapus