Assalamu'alaikum,
Definisi idealisme menurut www.kbbi.web.id. Idealisme/ide·al·is·me/ /idéalisme/ n (1) aliran ilmu filsafat yang menganggap pikiran atau cita-cita sebagai satu-satunya hal yang benar yang dapat dicamkan dan dipahami; (2) hidup atau berusaha hidup menurut cita-cita, menurut patokan yang dianggap sempurna; (3) Sas aliran yang mementingkan khayal atau fantasi untuk menunjukkan keindahan dan kesempurnaan meskipun tidak sesuai dengan kenyataan.
Kalau yang mau dibahas disini sih lebih ke definisi nomor 2 ya... Idealisme adalah hidup atau berusaha hidup menurut cita-cita, menurut patokan yang dianggap sempurna. Misalnya begini...
Gadis yang belum menikah, biasanya punya tipe ideal laki-laki yang diinginkan sebagai calon suaminya. Misalnya laki-laki itu harus tampan, mapan, pintar, baik hati, tidak sombong... Biasanya begitu kan? Kemudian iapun mencari suami yang memenuhi kriterianya. Menurut saya, itu adalah idealisme. Idealisme dalam mencari jodoh tentunya.
Definisi idealisme menurut www.kbbi.web.id. Idealisme/ide·al·is·me/ /idéalisme/ n (1) aliran ilmu filsafat yang menganggap pikiran atau cita-cita sebagai satu-satunya hal yang benar yang dapat dicamkan dan dipahami; (2) hidup atau berusaha hidup menurut cita-cita, menurut patokan yang dianggap sempurna; (3) Sas aliran yang mementingkan khayal atau fantasi untuk menunjukkan keindahan dan kesempurnaan meskipun tidak sesuai dengan kenyataan.
Kalau yang mau dibahas disini sih lebih ke definisi nomor 2 ya... Idealisme adalah hidup atau berusaha hidup menurut cita-cita, menurut patokan yang dianggap sempurna. Misalnya begini...
Setelah menikahpun seseorang ingin punya kehidupan yang ideal dalam pernikahannya. Rumah tangga yang sakinah mawaddah warohmah, suami atau istri setia, anak-anak yang pintar, hidup yang berkecukupan, punya rumah sendiri, mobil pribadi, dan seabreg impian ideal lain. Itu adalah idealisme juga. Idealisme hidup berumah tangga. :D
Termasuk dalam kehidupan bernegara, kita punya tipe pemimpian yang ideal. Berwibawa, jujur, tidak korupsi, tegas, mampu menjaga keutuhan negara, pokoknya yang baik-baik. Hingga ketika kita memilih pemimpin, kitapun memilih yang sesuai idealisme kita.
Intinya adalah sebenarnya setiap kita punya idealisme. Dan saya yakin awalnya kita berusaha menjalani hidup sesuai idealisme itu. Ya, selama kita tidak menemui halangan dalam menjalani idealisme itu. Ketika menemui halangan, sikap kita barangkali berbeda-beda dalam menyikapi idealisme itu.
Sebagian kita ada yang kekeuh dengan idealisme itu. Karena idealisme adalah harga mati yang harus dipatuhi. Ada juga yang bersikap pertengahan. Sesekali tak apalah menentang idealisme sendiri, asal bisa mencapai tujuan dalam rangka idealisme itu juga. Nah lho... Bingung kan? :D Dan ada juga yang tidak peduli lagi dengan idealisme. Bullshit dengan idealisme itu, yang penting aku hidup dengan nyaman. Begitu pikirnya.
Sekedar contoh... Beberapa pegawai ingin bekerja sesuai idealismenya. Tak ingin ada pungli apalagi korupsi dalam kamus hidupnya. Tetapi di dalam perjalanan ternyata semuanya tak semudah bayangan. Sistem yang tidak mendukung, birokrasi yang payah, mental korupsi yang masih melekat, dan banyak lagi.
Dan merekapun berguguran. Tak lagi memegang idealisme. Ada yang masih menyimpan idealisme di hati, tapi merasa tak berdaya di tengah sistem yang ada. Namun ada juga yang masih memegang idealisme, meski jumlahnya tak banyak.
Seperti juga seorang gadis yang akhirnya dibatasi oleh umur, hingga ia mengurangi tipe idealnya. Tak apa jika tak mendapatkan yang paling ideal, asal ia bisa membahagiakan keluarganya dengan pernikahan. Kadang begitu.
Ternyata memang memegang erat idealisme tak mudah ya...
Namun diantara yang tidak mudah itu, pasti kita punya idealisme yang selalu kita jadikan prinsip hidup. Agar kita tetap bisa mengobarkan semangat saat berjalan menuju tujuan. Agar orang lain juga tak menganggap kita orang yang mencla-mencle, oportunis, hanya mementingkan diri sendiri. Apalagi jika idealisme yang harus kita genggam itu berhubungan dengan tanggung jawab kita sebagai seorang hamba Tuhan. Tentunya ada pertanggungjawaban nanti di pengadilan tertinggi (di hari akhir).
Kalau bagi Anda, apa idealisme yang paling prinsip? Seberapa erat Anda menggenggamnya? Dan seberapa gelisah Anda ketika idealisme itu tak berjalan mulus sebagaimana yang diinginkan? Bisa dijawab di kolom komentar, atau cukup dalam hati saja. :)
Wassalamu'alaikum
Ummi
Sebagian kita ada yang kekeuh dengan idealisme itu. Karena idealisme adalah harga mati yang harus dipatuhi. Ada juga yang bersikap pertengahan. Sesekali tak apalah menentang idealisme sendiri, asal bisa mencapai tujuan dalam rangka idealisme itu juga. Nah lho... Bingung kan? :D Dan ada juga yang tidak peduli lagi dengan idealisme. Bullshit dengan idealisme itu, yang penting aku hidup dengan nyaman. Begitu pikirnya.
Sekedar contoh... Beberapa pegawai ingin bekerja sesuai idealismenya. Tak ingin ada pungli apalagi korupsi dalam kamus hidupnya. Tetapi di dalam perjalanan ternyata semuanya tak semudah bayangan. Sistem yang tidak mendukung, birokrasi yang payah, mental korupsi yang masih melekat, dan banyak lagi.
Dan merekapun berguguran. Tak lagi memegang idealisme. Ada yang masih menyimpan idealisme di hati, tapi merasa tak berdaya di tengah sistem yang ada. Namun ada juga yang masih memegang idealisme, meski jumlahnya tak banyak.
Seperti juga seorang gadis yang akhirnya dibatasi oleh umur, hingga ia mengurangi tipe idealnya. Tak apa jika tak mendapatkan yang paling ideal, asal ia bisa membahagiakan keluarganya dengan pernikahan. Kadang begitu.
Ternyata memang memegang erat idealisme tak mudah ya...
Namun diantara yang tidak mudah itu, pasti kita punya idealisme yang selalu kita jadikan prinsip hidup. Agar kita tetap bisa mengobarkan semangat saat berjalan menuju tujuan. Agar orang lain juga tak menganggap kita orang yang mencla-mencle, oportunis, hanya mementingkan diri sendiri. Apalagi jika idealisme yang harus kita genggam itu berhubungan dengan tanggung jawab kita sebagai seorang hamba Tuhan. Tentunya ada pertanggungjawaban nanti di pengadilan tertinggi (di hari akhir).
Kalau bagi Anda, apa idealisme yang paling prinsip? Seberapa erat Anda menggenggamnya? Dan seberapa gelisah Anda ketika idealisme itu tak berjalan mulus sebagaimana yang diinginkan? Bisa dijawab di kolom komentar, atau cukup dalam hati saja. :)
Wassalamu'alaikum
Ummi
IDEALISME
Reviewed by Ummi Nadliroh
on
November 06, 2016
Rating:
salam bunda,,
BalasHapusdulu saya orangnya kaya gitu bun,, maunya begini dan kalau gak begini gak mau.
tapi setelah begitu banyak kejadian yang gak sesuai keinginan membuat saya kembali berpikir, kalu mungkin saja idealisme saya kurang baik menurt Allah dan akhirnya sekarang saya lebih cendrung pada idealismenya Allah saja bun,, makasih sharenya..
Ok, mas... :)
HapusIdealisme, harus siap dengan hal-hal yang diluar ketidak edealisme itu. Ketidak nyamanan, kerisauhan dan kemarahan akan menumpuk jika idelasime itu tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan.
BalasHapusHidup ini penuh dengan rintangan. Idealisme harus dibarengi dengan kemampuan. Tapi jangan menganggap ideliasme yang kita anut paling benar sendiri dan orang lain salah.
Bisa jadi keyakinan kita yang salah, maka kita harus siap mengoreksi dan berbenah.
Beridiaslime lah yang baik jangan asal sendiko dawuh.
Ah aku ini ngomong apa ya ???
Siap, Pak... :D
HapusSetiap orang pasti punya nilai idealisme yang berlainan ya, mbak Ummi.
BalasHapusKalau saya sih lebih kearah masa depan anak saja, misalnya saya ingin anak saya idealnya bisa ngaji dengan baik, sholat tertib dan pemahaman agama yang kuat. Supaya nanti diincar oleh calon suami yang baik juga yang punya idealisme istri yang bla bla bla tadi..wkwkwk
Idealisme saya kejauhan ya mbak, wong anak cuma satu dan dieman-eman kok, hehe :)
Hihi... Semoga putrinya menjadi anak sholihah dan nanti dapat suami yg sholih juga.
HapusSaya udah tipis banget nih mba idealismenya karena terperangkap dalam situasi sehari-hari yang terus berhadapan dg orang2 dan lingkungan kerja yg tdk memungkinkan idealisme itu diterapkan.
BalasHapusIya ya, mbak... Lingkungan juga mempengaruhi idealisme.
HapusKonon katanya sih, dari kecil aku orangnya idealis, ---punya standar sendiri dan agak keras kepala, hahaha. Tapi kalau menurutku sih itu karena aku "tahu" apa yang aku mau a.k.a punya tujuan. Kalau aku punya cita-cita pasti mati-matian aku capai, kalau gagal tandanya aku harus coba lagi. Kalau mentok baru cari yang lain, begitu :p
BalasHapusKeren, mbak Indi punya tujuan yg jelas. Jadi tahu yg dilakukan.
Hapusbetul mabk, aku ingat bapakku sangat idealisme makanya dia agk disukai teman sekerjanya. bahkan ada mahasiswanya yang orang kaya agar lulus dia mau bayar bapak, tapi bapak gak mau. Walau angka untuk menjadi profesor kurang sedikit tapi beliau gak mau bersikap curang. banayk dari temannya yang nilainya kurang sekali atpi bisa jadi profesor. Aku salut dengan bapak
BalasHapusSubhanallah Bunda Tira, bapaknya keren sekali...
Hapus