Berbicara tentang lebaran berarti berbicara tentang pernak-pernik di dalamnya. Mudik, halal bihalal, makanan dan minuman yang berlimpah, baju baru dan lain sebagainya. Dan segala pernak-pernik lebaran itu membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Sehingga sudah jamak terjadi, kantong kita terkuras habis untuk membiayai kebutuhan lebaran. Setelah lebaran, tinggal gigit jari.
Setelah berulang kali, tentu kita tidak ingin hal seperti itu terjadi lagi. Jadi, ayuk lah mulai cermat mengalokasikan keuangan kita. Memang biasanya ada Tunjangan Hari Raya (THR) yang dibagikan perusahaan atau instansi tempat kita bekerja. Tetapi kadang (atau sering?) THR habis, tabungan kitapun ikut terkikis. Pasca lebaran, nangis... :(
Setelah berulang kali, tentu kita tidak ingin hal seperti itu terjadi lagi. Jadi, ayuk lah mulai cermat mengalokasikan keuangan kita. Memang biasanya ada Tunjangan Hari Raya (THR) yang dibagikan perusahaan atau instansi tempat kita bekerja. Tetapi kadang (atau sering?) THR habis, tabungan kitapun ikut terkikis. Pasca lebaran, nangis... :(
Terinspirasi artikel di cermati.com yang berjudul: Jangan Lakukan Hal ini, Jika Ingin Kaya!, maka aku ingin melakukan hal-hal sebagai berikut sebagai Resolusi Lebaran Tahun ini:
1. Membayarkan zakat dan bersedekah.
Untuk zakat fitrah, tentu kita sudah siap mengalokasikan untuk masing-masing keluarga kita sebesar 2,5 kg makanan pokok (kalau aku ya beras). Nantinya beras itu akan dibagikan untuk para mustahik zakat. Ini sudah tiap tahun dilaksanakan, jadi insya Allah tidak akan lupa.
Sedang untuk zakat profesi, aku menggunakan pendapat yang menyatakan nishab zakat profesi diqiyaskan dengan zakat pertanian. Yaitu tiap kali panen, minimal mendapat 653 kg gabah/ 520 kg beras, maka wajib mengeluarkan zakat. Jadi, jika dianggap harga beras Rp. 8.000/kg, maka kita wajib mengeluarkan zakat jika gaji kita minimal Rp. 4.160.000, sebesar 2,5%. Untuk zakat profesi seperti ini, tentu sudah dikeluarkan tiap bulannya, dengan perhitungan Rp. 4.160.000 x 2,5 %. Jika diasumsikan gaji kita Rp. 4.160.000,- tiap bulannya ternyata kita hanya mengeluarkan zakat Rp. 104.000 lho.
Nah, karena saat Ramadhan menjelang lebaran seperti ini biasanya ada Tunjangan Hari Raya (THR) juga, tidak ada salahnya jika kita mengeluarkan sedekah untuk diberikan kepada orang-orang yang membutuhkan. Memang tidak wajib seperti zakat maal, tapi membantu orang lain apalagi yang sangat membutuhkan, kebaikannya pasti akan kembali pada diri kita sendiri. Apalagi sedekah di bulan Ramadham, panen pahala dong... Insya Allah. Sedekah ini bisa kita berikan langsung kepada orang-orang di sekitar tempat tinggal atau bisa kita amanahkan kepada Lembaga Amil Zakat yang kita percayai.
2. Menyisihkan THR untuk ditabung.
Biasanya selain THR, kita sudah punya gaji kan? Dan gaji itu pasti sudah ada pos-posnya. Untuk pos belanja lebaran, kita bisa menambahkan dari THR, tapi jangan dihabiskan. Yang separo ayo ditabungkan. Aku biasanya memasukkan sebagian THR itu di Tabungan Britama dari BRI. Kenapa BRI? Karena aku tinggal di kampung. Dan BRI itu ada dimana-mana. :) Sedangkan untuk bank lain, aku harus ke kota dulu. Sementara pilih yang praktis saja deh.
Kita bisa mencari informasi tabungan ini di cermati.com lho... Berbagi informasi tabungan dari berbagai bank bisa kita dapatkan. Ayo, kita bandingkan produk satu tabungan dengan tabungan lainnya. Lalu pilih yang paling sesuai dengan kita.
Untuk zakat fitrah, tentu kita sudah siap mengalokasikan untuk masing-masing keluarga kita sebesar 2,5 kg makanan pokok (kalau aku ya beras). Nantinya beras itu akan dibagikan untuk para mustahik zakat. Ini sudah tiap tahun dilaksanakan, jadi insya Allah tidak akan lupa.
Sedang untuk zakat profesi, aku menggunakan pendapat yang menyatakan nishab zakat profesi diqiyaskan dengan zakat pertanian. Yaitu tiap kali panen, minimal mendapat 653 kg gabah/ 520 kg beras, maka wajib mengeluarkan zakat. Jadi, jika dianggap harga beras Rp. 8.000/kg, maka kita wajib mengeluarkan zakat jika gaji kita minimal Rp. 4.160.000, sebesar 2,5%. Untuk zakat profesi seperti ini, tentu sudah dikeluarkan tiap bulannya, dengan perhitungan Rp. 4.160.000 x 2,5 %. Jika diasumsikan gaji kita Rp. 4.160.000,- tiap bulannya ternyata kita hanya mengeluarkan zakat Rp. 104.000 lho.
Nah, karena saat Ramadhan menjelang lebaran seperti ini biasanya ada Tunjangan Hari Raya (THR) juga, tidak ada salahnya jika kita mengeluarkan sedekah untuk diberikan kepada orang-orang yang membutuhkan. Memang tidak wajib seperti zakat maal, tapi membantu orang lain apalagi yang sangat membutuhkan, kebaikannya pasti akan kembali pada diri kita sendiri. Apalagi sedekah di bulan Ramadham, panen pahala dong... Insya Allah. Sedekah ini bisa kita berikan langsung kepada orang-orang di sekitar tempat tinggal atau bisa kita amanahkan kepada Lembaga Amil Zakat yang kita percayai.
2. Menyisihkan THR untuk ditabung.
Biasanya selain THR, kita sudah punya gaji kan? Dan gaji itu pasti sudah ada pos-posnya. Untuk pos belanja lebaran, kita bisa menambahkan dari THR, tapi jangan dihabiskan. Yang separo ayo ditabungkan. Aku biasanya memasukkan sebagian THR itu di Tabungan Britama dari BRI. Kenapa BRI? Karena aku tinggal di kampung. Dan BRI itu ada dimana-mana. :) Sedangkan untuk bank lain, aku harus ke kota dulu. Sementara pilih yang praktis saja deh.
Kita bisa mencari informasi tabungan ini di cermati.com lho... Berbagi informasi tabungan dari berbagai bank bisa kita dapatkan. Ayo, kita bandingkan produk satu tabungan dengan tabungan lainnya. Lalu pilih yang paling sesuai dengan kita.
Nabung, yuk... |
3. Membeli sesuai kebutuhan.
Seringkali kita berbelanja apa yang kita inginkan, bukan sesuatu yang benar-benar kita butuhkan. Aku juga sering seperti itu, tapi kali ini aku hanya ingin berbelanja sesuai kebutuhan saja.
Beberapa hal yang bisa dihemat, misalnya makanan untuk suguhan tamu. Biasanya di setiap rumah sudah ada sajian makanan di meja tamu yang kebanyakan hampir sama jenisnya. Karena itu ketika berkunjung orang-orang jarang yang menyentuh makanan itu. Pengalaman tahun-tahun sebelumnya, karena terlalu banyak, ada sebagian makanan yang sampai melempem tidak ada yang memakan. Akhirnya dibuang. Lebih baik kita membeli sedikit makanan saja. Kalau memang habis, baru deh beli lagi.
Lalu baju. Buka lemari saja, ternyata masih banyak baju bagus. Bahkan ada yang baru dipakai sekali. Eman kan ya, kalau baju-baju itu tersimpan begitu saja di lemari. Untuk tahun ini, tidak beli baju tidak apa-apa kan? Anak-anak saja yang pakai baju baru, Emaknya baju lama... Alhamdulillah ya...
4. Mencatat pengeluaran lebaran.
Aku jarang mencatat pengeluaranku. Tapi sekarang aku sedang memulainya, termasuk mencatat pengeluaran untuk kebutuhan lebaran. Catatan itu akan menjadi bahan evaluasiku ke depan. Belanja-belanja yang tidak terlalu penting dan bisa dihapus, akan aku hapus saja. Siapa tahu sisa uangnya bisa untuk investasi. Tertarik dengan artikel-artikel tentang investasi di cermati.com.
#ResolusiLebaranku tahun ini semoga bisa terlaksana semua. Aamiin. Lalu, apa resolusi lebaranmu?
Seringkali kita berbelanja apa yang kita inginkan, bukan sesuatu yang benar-benar kita butuhkan. Aku juga sering seperti itu, tapi kali ini aku hanya ingin berbelanja sesuai kebutuhan saja.
Beberapa hal yang bisa dihemat, misalnya makanan untuk suguhan tamu. Biasanya di setiap rumah sudah ada sajian makanan di meja tamu yang kebanyakan hampir sama jenisnya. Karena itu ketika berkunjung orang-orang jarang yang menyentuh makanan itu. Pengalaman tahun-tahun sebelumnya, karena terlalu banyak, ada sebagian makanan yang sampai melempem tidak ada yang memakan. Akhirnya dibuang. Lebih baik kita membeli sedikit makanan saja. Kalau memang habis, baru deh beli lagi.
Kalau habis, baru beli lagi ;) |
Lalu baju. Buka lemari saja, ternyata masih banyak baju bagus. Bahkan ada yang baru dipakai sekali. Eman kan ya, kalau baju-baju itu tersimpan begitu saja di lemari. Untuk tahun ini, tidak beli baju tidak apa-apa kan? Anak-anak saja yang pakai baju baru, Emaknya baju lama... Alhamdulillah ya...
Meski waktu cuci mata mupeng, menahan diri dulu. |
4. Mencatat pengeluaran lebaran.
Aku jarang mencatat pengeluaranku. Tapi sekarang aku sedang memulainya, termasuk mencatat pengeluaran untuk kebutuhan lebaran. Catatan itu akan menjadi bahan evaluasiku ke depan. Belanja-belanja yang tidak terlalu penting dan bisa dihapus, akan aku hapus saja. Siapa tahu sisa uangnya bisa untuk investasi. Tertarik dengan artikel-artikel tentang investasi di cermati.com.
Belajar telaten mencatat |
#ResolusiLebaranku tahun ini semoga bisa terlaksana semua. Aamiin. Lalu, apa resolusi lebaranmu?
Tulisan ini diikutkan dalam Lomba Blog Resolusi Lebaranku.
RESOLUSI LEBARANKU: CERMAT MENGALOKASIKAN THR
Reviewed by Ummi Nadliroh
on
Juli 11, 2015
Rating:
Aku juga tahun ini bikin resolusi lebaran. Soalnya banyak uang yang gak jelas keluarnya. Gudlak, Mak...
BalasHapusTerima kasih do'anya, Mak. Terima kasih jg sdh berkunjung. #nerveous saya dikunjungi Mak Nia :)
HapusGoodluck mba ^^
BalasHapusMakasih mbak... :)
Hapus