IMPIAN Vs KENYATAAN

Pernahkah punya impian, keinginan, harapan, atau cita-cita? Apakah semua yang kita inginkan selalu bisa jadi kenyataan? Hm... Ini beberapa cerita berkaitan dengan impian.

Impian di tengah keterbatasan.
Sebut saja namanya Ari. Ia anak kelima dari sembilan bersaudara dari keluarga sederhana. Orang tuanya tinggal sang ibu. Bapaknya telah meninggal ketika Ari masih SD. Meski hanya diasuh ibu, tampaknya pendidikan menempati posisi penting dalam keluarga mereka. Nyatanya kakak-kakak Ari bersekolah sampai tingkat SMA.

Namun tamat SMA tampaknya tak cukup bagi Ari. Ia ingin kuliah, apalagi ia diterima di Perguruan Tinggi Negeri di Yogyakarta dengan beasiswa. Jadi, ia berangkat ke Jogja. Kuliah sambil nyantri di sebuah ponpes di Jogja. Belajar dan juga bekerja.

Hidup dengan hemat ia jalani. Sering berpuasa agar tak banyak pengeluaran. Kalau bulan Ramadhan menjadi berkah tersendiri baginya. Karena masjid-masjid di Jogja banyak memberikan takjil untuk jama'ahnya. Ia bisa berbuka di masjid, lalu menyisihkan sedikit untuk sahur.

Sekitar empat tahun, akhirnya ia lulus kuliah dengan nilai yang memuaskan. Tak lama kemudian ia menjadi dosen, bahkan kuliah S2.

Keberaniannya bermimpi di tengah keterbatasan keluarganya, lalu usahanya mewujudkan mimpi, melecutkan semangat adik-adiknya. Setelah ia memulai, adik-adiknya pun bersemangat melanjutkan sekolah ke jenjang lebih tinggi.
pemberdayaan-masyarakat-desa
Membangun impian



Impian yang tertunda.
Seorang gadis cerdas bermimpi melanjutkan S2 di luar negeri. Ada negeri impian di Eropa yang sungguh ingin dikunjunginya. Beberapa kali mendaftar, ternyata mimpinya belum terwujud. Padahal tak ada yang meragukan kepintarannya.

Tak berapa lama, lelaki baik melamarnya. Si gadis menikah dengan lelaki itu. Dan ternyata si lelaki mendapatkan beasiswa kuliah di Eropa sana, di negeri impian si gadis. Si gadis mendampingi pergi, hingga akhirnya ia juga berhasil kuliah di negeri impiannya itu.

Ah, ternyata itu rahasianya. Ia harus menunggu seseorang untuk menemaninya belajar di negeri yang jauh disana.
kolam-renang-anak
Melalui jalan berliku menuju impian


Impian yang belum terwujud.
Ketika seseorang telah berkeluarga, tentu ia juga menggharapkan keturunan. Tapi bagaimana jika Allah menguji kita agar lebih bersabar?

Zia seorang guru. Menikah beberapa tahun, namun Allah belum mengaruniakan momongan. Ketika akhirnya bisa hamil, ternyata ia harus mengalami keguguran di bulan keempat. Bersyukur tiada terkira, tak lama kemudian, ia hamil lagi hingga melahirkan seorang puteri cantik. Takdir Allah, puteri cantiknya sakit di usia 7 bulan, hingga dijemput ajal. Sedih tak terkata.

Cukup lama ia memendam sedih. Sampai-sampai ia tak bisa menjenguk teman lain yang punya bayi, karena pasti ia akan menangis teringat puteri kecilnya yang telah tiada. Perlahan, kini ia mulai bangkit. Semoga Allah mengganti yang lebih baik untuknya.
pemberdayaan-masyarakat-desa
Sabar meraih mimpi



Impian yang digantikan.
Wati seorang PNS yang telah lama memimpikan beasiswa S2 di luar negeri. Namun, ketika ia lolos seleksi untuk mendapatkan beasiswa kuliah S2 di Jepang, ia dinyatakan hamil. Ia yang telah lama menunggu hadirnya momongan, tentu berbahagia. Karena khawatir dengan kondisi kehamilannya, suaminya melarang ia berangkat ke Jepang. Akhirnya ia melepas kesempatan beasiswanya.

Tapi ia belum menyerah atas impiannya. Ketika anaknya berusia 2 tahun dan suaminya mengijinkan, ia kembali mengikuti seleksi beasiswa S2. Mempertimbangkan anaknya yang masih kecil, kali ini ia memilih di Indonesia. Iapun diterima.

Wati telah melepaskan satu hal dan mendapatkan dua hal sekaligus, yaitu anak dan kuliah S2.
bunga-kamboja-jepang
Semua indah pada akhirnya


Seperti itulah impian. Berusaha dan berdo'a, kalimat klise itu mungkin selalu berharga. Berikhtiar dengan sebaik-baiknya, lalu berdo'a mohon yang terbaik dari Allah. Semoga semua impian itu diridhoi-Nya. Jikapun impian itu tidak tercapai, yakinlah bahwa Dia punya rencana yang lebih baik untuk kita.
IMPIAN Vs KENYATAAN IMPIAN Vs KENYATAAN Reviewed by Ummi Nadliroh on Agustus 13, 2015 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Terima kasih telah memberikan komentar di blog saya. Mohon untuk memberi komentar dengan kata yang santun. Terima kasih. :)

Diberdayakan oleh Blogger.