What?
Wisata religi? Wisata Religi Jawa Tengah,
lagi! Nggak salah, tuh? Haha... Nggak lazim ya, wisata religi buat kamu yang
merasa masih muda. Tapi kamu kan belum pernah coba. Kalau kamu sudah coba,
asyik juga kok. Saya awalnya juga karena mertua suka dengan wisata religi.
Terus mereka seneng kalau anak, cucu dan menantunya ikut semua. Jadi berangkat
ramai-ramai, gitu... Nanti pulangnya jajan-jajan. Seru lah...
Wisata Religi itu Apa, Sih?
Ini
salah satu jenis wisata yang kekinian. Heheh... Yah, selain wisata alam, wisata
kuliner, wisata edukasi, dan berbagai jenis wisata lainnya. Kalau definisinya, terjemahan
bebas ala saya, wisata religi adalah wisata ke tempat-tempat yang mempunyai sisi
religius, seperti makam para wali, masjid, atau ke pondok pesantren. Tujuannya
biasanya adalah untuk memperkaya wawasan keagamaan dan memperdalam spiritual.
Selama
ini wisata religi identik dengan orang tua. Iya kan? Kalau kamu melihat rombongan-rombongan
wisata religi, kebanyakan mereka adalah para orang tua. Tetapi seiring
kesadaran orang-orang muda untuk mendekatkan diri kepada Tuhannya, wisata
religi juga sudah mulai dilirik yang muda-muda. Lagipula sebagai orang muda, selain
mengharap keberkahan dari para wali, kamu juga bisa belajar sejarah dari tempat
yang dikunjungi.
Selain
itu, wisata religi juga identik dengan Jawa Timur. Secara di sana memang banyak
pondok pesantren dan makam para wali. Tetapi sebenarnya Wisata Religi Jawa Tengah juga tak kalah menariknya, lho. Misalnya
di Demak ada Masjid Agung Demak dan makam Sunan Kalijaga. Di Kudus ada Menara
Kudus, makam Sunan Kudus dan makam Sunan Muria. Dan tentu saja, di Pati.
Kenapa dengan Wisata Religi di Pati?
Kamu
bisa mengatakan Pati ini sebagai kota santri. Banyak madrasah dan pondok
pesantren di sana. Dan peninggalan orang alim atau wali juga banyak. Memang
sih, di Pati tidak ada makam sunan yang termasuk dalam walisongo. Tetapi di
kota santri ini, kamu bisa mendatangi makam para waliyullah yang tidak
diragukan kealimannya. Buktinya selama ini makam-makam itu sudah banyak
dikunjungi orang dari berbagai daerah, walaupun belum seterkenal wisata religi
Jawa Timur.
Dimana Saja Sih, Wisata Religi di Pati Itu?
Sebenarnya
ada banyak wisata religi di Pati. Tetapi kali ini saya hanya akan memberi
bocoran 5 tempat saja. Dan inilah 5 tempat wisata religi di Pati yang bisa kamu
kunjungi:
1. Ki Ageng Kiringan, Tayu
Sumber: abyfirda.blogspot.com |
Makamnya berada di Dukuh Kiringan
Lor, Desa Pundenrejo, Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati. Nama aslinya adalah Syekh
Abdullah Asyiq. Beliau adalah murid Sunan Muria yang ditugaskan berdakwah di
daerah Tayu dan sekitarnya.
Seperti kebanyakan makam para wali,
makam Ki Ageng Kiringan juga dekat dengan masjid. Cerita spesial yang
melingkupi Ki Ageng Kiringan adalah bedug yang berbunyi sendiri saat akan
terjadi banjir di wilayah Tayu. Jadi, daerah Tayu memang merupakan daerah yang
rawan banjir, karena di sana dekat dengan Sungai Silugonggo. Kalau musim hujan
dan air sungai meluap, sering terjadi banjir.
Dan mitos tersebut sangat
dipercaya oleh masyarakat hingga saat ini. Konon, bedug tersebut akan berbunyi sendiri
sebagai peringatan akan terjadinya banjir. Dan uniknya, bukan hanya masyarakat
Kiringan sendiri yang mendengar bunyi bedug itu, tetapi juga masyarakat di
sekitar Tayu.
Selain itu di sana juga terdapat
sebuah sumur tua yang tak pernah kering, meskipun saat itu musim kemarau. Dulu,
air sumur tersebut digunakan untuk ritual sumpah. Akan ada bala jika sudah
bersumpah menggunakan air tersebut, tetapi ternyata sumpah yang diucapkan tidak
sesuai kenyataan. Namun, saat ini penggunaan air tersebut untuk ritual sumpah
di makam Ki Ageng Kiringan sudah jarang dilakukan.
Jalan menuju makam Ki Ageng
Kiringan cukup mudah. Dari pusat Kabupaten Pati menuju Tayu sekitar 27 km,
kemudian dari pusat kota Tayu menuju Desa Pundenrejo adalah 1,7 km. Paling
sekitar 2 sampai 5 menit dari pusat kota Tayu, kamu sudah akan menemui gapura dengan
tulisan “Ke Makam Ki Ageng Kiringan” yang berada di sebelah lapangan bola Desa
Pundenrejo. Kamu langsung ikuti saja jalan itu, sampai kamu menemukan Masjid
Kiringan.
2. Syekh Mutamakkin Kajen, Margoyoso
Sumber: wartaphoto.net |
Makam Syekh Mutamakkin berada di
Desa Kajen, Kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati. Kalau kamu dari arah Pati,
berjarak sekitar 17 km kamu akan sampai ke pertigaan Kajen. Untuk menuju makam
Mbah Mutamakkin, kamu harus menuju arah timur sekitar 1,5 km. Akan ada petunjuk
arah setelah itu. Kamu bisa mengikuti petunjuk arah itu saja.
Syekh Mutamakkin sendiri
merupakan seorang ulama besar pada abad 17 M. Beliau merupakan keturunan dari
Sultan Hadiwijaya dari Kerajaan Pajang. Karena itu beliau sangat dihormati oleh
masyarakat dan disegani oleh kerajaan Surakarta Hadiningrat.
Bekas-bekas perjuangan dakwahnya
di wilayah Margoyoso ini masih terlihat dengan banyaknya madrasah dan pesantren
di daerah Kajen ini. Makam beliau juga tidak pernah sepi dari pengunjung, baik
dari kalangan umum maupun santri. Saya sering melihat para santri yang
menghafal al-Qur’an di sekitar makam Syekh Mutamakkin yang adem itu. Iya, suasana
yang adem, tenang, dan keberkahan beliau tampaknya juga memudahkan para santri
menghafal Al-Qur’an.
Di lokasi wisata religi ini,
terdapat parkir yang cukup luas. Selain itu untuk oleh-oleh, kamu juga bisa
memilih antara baju-baju, makanan, dan buku. Ada banyak buku agama di sana,
termasuk buku tentang sejarah Syekh Mutamakkin.
3. Syeh Jangkung Saridin, Kayen
Sumber: www.teluklove.com |
Syekh Jangkung atau Saridin ini
merupakan putra dari Ki Ageng Kiringan. Beliau juga murid dari Sunan Kalijaga
dan Sunan Muria. Banyak cerita tentang kesaktian beliau. Misalnya beliau yang
bisa menjaring air dengan ember bolong sampai omongan yang selalu menjadi kenyataan.
Beliau juga pernah mengalahkan orang jahat yang menguasai alas roban bernama Ki
Jati. Karena hal itu, beliau mendapat hadiah dari Raja Mataram dengan menikahi
Retno Jinoli yang merupakan kakak Sultan Agung.
Jimat peninggalan Syekh Jangkung
ini juga masih banyak disimpan oleh masyarakat Desa Landoh, tempat dimana
beliau dimakamkan. Jimat itu berupa kulit Kebo Landoh. Konon, jika seseorang
memiliki jimat itu, akan kebal dari senjata apapun.
Makam Syekh Jangkung berada di
Desa Landoh, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati. Kecamatan Kayen berada 20 km dari
pusat Kota Pati ke arah selatan. Sedangkan makam Syekh Jangkung berjarak 800 m
dari pusat Kecamatan Kayen atau sekitar 2 menit saja.
4. Sunan Prawoto, Sukolilo
Sumber: suaramerdeka.com |
Sunan Prawoto bernama asli Raden
Mukmin. Beliau merupakan Raja Demak keempat, yang berarti merupakan cucu dari
raden Fatah. Memerintah pada tahun 1546 – 1549, namun tampaknya beliau lebih condong
sebagai ulama daripada menjadi politikus. Pada saat pemerintahan beliau,
beberapa daerah kekuasaan Demak, seperti Cirebon, Banten, Gresik, dan Surabaya
lepas. Saat itu pula, pusat pemerintahan Demak sempat di pindah ke Desa Prawoto.
Karena itu beliau dikenal sebagai Sunan Prawoto.
Peziarah seringnya datang ke
makam Sunan Prawoto pada hari jumat pahing. Selain itu, pada tanggal 17 Rajab
selalu ada kirab atau karnaval dengan membawa nasi nuk (nasi yang dikepal-kepal;
jawa: dinuk-nuk), dari balai Desa Prawoto menuju makam Sunan Prawoto. Pada
kirab tersebut biasanya didatangi Pengageng dari Keraton Surakarta Hadiningrat.
Wisatawan lokal dan mancanegara juga banyak yang turut menyaksikan.
Jarak kecamatan Sukolilo dari
Pati ke arah selatan sekitar 35 km. Sedangkan dari pusat kecamatan Sukolilo
sampai dengan sekitar 11 km atau 25 menit perjalanan.
5. Sunan Ngerang, Juwana
Sumber: youtube.com/masturkhan |
Sunan Ngerang atau Syekh Muhammad
Nurul Yaqin merupakan ulama yang berasal dari Juwana. Beliau orang yang alim
dan sakti. Karena itu, ulama sekelas Sunan Muria dan Sunan Kudus berguru pada
beliau. Sunan Muria bahkan menjadi menantu beliau.
Tidak terlalu banyak cerita
tentang beliau selain kealiman dan kesaktiannya. Beliau berdakwah bersama istri
beliau yang bernama Dewi Roro Kasihan, yang dikenal sebagai Nyi Ageng Ngerang. Nyi
Ageng Ngerang ini merupakan keturunan dari bangsawan Majapahit Prabu Kertabumi Brawijaya
V.
Makam Sunan Ngerang berada di
Desa Pekuwon, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati. Jarak pusat kota Pati ke Kecamatan
Juwana sekitar 14 km arah timur. Sedangkan makam Sunan Ngerang berjarak 5 km dari
pusat kota Juwana.
Kapan Bisa Datang ke Wisata Religi Jawa Tengah yang Ada di Pati itu?
Wisata
religi di Pati sebenarnya bisa kamu datangi setiap saat. Tetapi momen haul akan
menjadi lebih spesial. Karena haul adalah saat hari kematian para wali
diperingati, jadi akan ada keramaian di tempat-tempat tersebut. Biasanya ada banyak
pedagang-pedagang kecil yang turut berjualan meramaikan haul para wali. Jadi kamu
bisa membeli oleh-oleh dari sana. Selain itu ketika haul biasanya ada karnaval,
pengajian, dan do’a bersama. Biasanya anak-anak paling suka jika menonton
karnaval. Seperti anak-anak saya. Sebelum karnaval selesai, mereka pantang
untuk diajak pulang.
Tetapi
jika justru kamu menginginkan suasana yang khusyu’, damai, dan tenang, kamu
bisa datang di hari-hari biasa. Saya dan keluarga biasanya suka datang di
saat-saat seperti itu. Tenang saja, meski sedang tidak merayakan haul, di
tempat wisata religi itu tetap ada penjual oleh-oleh, kok. Hanya saja tidak
seramai saat acara haul.
Nggak Masalah Nih, Bawa Anak-Anak?
Menurut
saya ya nggak masalah. Seperti saya ceritakan di awal. Mertua saya itu suka
sekali pergi ziarah bareng seluruh kerabat, termasuk anak-anak. Bahkan akan
memberikan nilai lebih pada keluargamu. Kedekatanmu dengan keluarga saat pergi
bersama, ditambah dengan momen belajar bersama dari tempat-tempat yang
dikunjungi, akan menjadi kenangan tak terlupakan bagimu dan anak-anakmu.
Nah,
gimana? Wisata Religi Jawa Tengah, utamanya di Pati tidak kalah dengan Wisata Religi Jawa Timur kan? Adakah salah satu tempat wisata religi di
Pati itu yang ingin kamu kunjungi bersama keluarga? Dan kapan berencana berziarah?
Wisata Religi Jawa Tengah? 5 Tempat di Pati Ini Bisa Kamu Datangi Bersama Keluarga
Reviewed by Ummi Nadliroh
on
Desember 16, 2018
Rating:
banyak juga ya mbak tempat wisata religinya. cuma seringan jadi praktik syirik sama orang-orang. harusnya datang mendoakan yang mati, tapi ini jadi memohon sama yang mati. mana bisa nolong coba. hmmm
BalasHapusKalau saya melihatnya,harusnya setelah berziarah bisa menjadi sesuatu. Karena para ulama itu adalah orang-orang yang dulu berjuang untuk agama. Jadi kita bisa mengambil pelajaran. Sebagaimana juga kita harusnya mendapatkan sesuatu setelah wisata yang lainnya. Wisata kuliner misalnya, jangan sampai dapat kenyang saja. Tapi lupa dengan sunnah-sunnah makan seperti ajaran Rasulullah. :)
HapusPati memang istimewa, banyak tokoh besar berasal dari Pati. Kalau kita ke Tambak Beras Jombang disitu seorang ulama besar KH Bisri Sansuri yang merupakan kakek Gusdur juga berasal dari Pati,tepatnya Tayu.
HapusWah, tak satu pun aku pernah mendengarnya
BalasHapusHihi... Mungkin karena minatnya nggak disitu, Mbak.
HapusWuaah...itu baru di Pati. Gimana kalau seluruh Jateng ya. Karena memang masuknya Islam ke negara kita kan pertamakali memang di jawa tengah jadi kebayang tempat2 yang berhubungan sama islamnya pun banyak. Tapi yaitu, sayangnya banyak yang menyalahgunakan arti ziarah yang sesungguhnya (semoga kita bukan salah satunya).tapi sungguh kalau menjelajahi wisata religi baiknya memang dilakukan untuk menyadarkan kita akita akan banyak hal
BalasHapusBetul, Mbak.
HapusBerziarah sambil belajar sejarah pasti asyik dan berkesan ya mba, terutama sejak kanak2 ^^
BalasHapusIya, Mbak. Belajar sejarah untuk membuat sejarah juga di masa depan. Hehehe...
HapusPati, saya baru tahu mengenai wisata religi di sini. Rasanya saya juga pengen mengunjungi wisata religi seperti ini.
BalasHapusMonggo, Mbak... :)
HapusBerwisata religi ke jawa tengah? Mauuu selama ini yang saya tau ya walisongo itu
BalasHapusMonggo ke Pati, Mbak. Hehehe...
HapusSEmoga setelah ini bisa berwisata religi ke Mekah dan Medinah, ya, Mba, Aamiin...
HapusSetelah ini semoga bisa langsung wisata religi ke Mekah dan Medinah, ya. Mba, Aamiin...
BalasHapusAamiin... :)
HapusWah, baru tau kalo di Pati ada banyak Sunan dan Wali yang bisa dikunjungi. Lebih seru ya kalo datang saat haul, ada banyak makanan dan kerajinan dari daerah yang bisa dijadikan oleh-oleh. Selama ini wisata ziarah ke makam para wali biasanya diadakan oleh rombongan pengajian, kebanyakan ibu-ibu. Sebagian besar pesertanya para lansia. Padahal makam wali-wali itu sering letaknya agak jauh dan mendaki, seperti Imogiri di Jogja. Sebenarnya kurang cocok untuk para lansia, apalagi yang sudah kesulitan untuk berjalan jauh-jauh....
BalasHapusIya, Mbak. Seperti di Sunan Prawoto itu di bukit makamnya.
HapusTernyata banyak ya objek wisata di Pati, pernah ke Pati tapi bingung mau main kemana, akhirnya cuma pergi kondangan aja hehehe
BalasHapusWah, Mbak. Kalau ke Pati lagi, hubungi aku aja. Hehehe... Selain yg religi, ada obyek wisata lain.
HapusOoh, Ummi Nadliroh tinggal di Pati. Semoga ada rezekinya bisa wisata ke sana :)
BalasHapusIya, Mbak. :)
HapusSaya punya teman lama yg mondok di sebuah ponpes di Pati. Udah hadizah dia. Saat itulah saya baru ngeh Kalo Pati pun Kota santri. Tapi kalo destinasi wisata religi secara rinci, saya baru baca yang ini.
BalasHapusSemoga suatu saat ada kesempatan ke sana. Menarik menurut saya :) Bisa dijadikan setting novel religi juga nih
Wah, dimanakah mondoknya? Kajen mungkin? :)
HapusSaya pernah ke Pati. Salah satu bulek saya dapat suami orang Pati. Tapi lupa daerahnya di mana.
BalasHapusSeingat saya dulu jalannya naik dan mendaki :)
Mungkin di Sukolilo atau Gembong,Mbak. Di sana yang medannya mendaki. :)
HapusWah, mantap sekali Pati, ya. Saya dulu juga punya ustadz berasal dari Pati. Sampai sekarang nggak bisa lupa karena beliau pandai sekali mengajar dan berwibawa. Pati memang istimewa ya
BalasHapusAlhamdulillah, Mbak. Kalau bagi saya yang asli Pati, tentunya Pati memang istimewa. :)
HapusWah lain kali bisa nih mampir ke Pati. Apalagi bawa keluarga kan. Aku sejauh ini wisata religi, baru mengunjungi masjid-masjid
BalasHapusMari berkunjung... :)
HapusSejauh ini aku belum pernah wisata ke Pati. Cuma lewat saja. Ternyata banyak juga tempat buat wisata religi.
BalasHapusCukup banyak, Mbak. Mungkin butuh pengelolaan yang baik dan promosi. Hehe...
HapusLearning Indonesian
BalasHapusIndonesian Courses
Indonesian Courses
Lembaga Kursus Terbaik Indonesia
Service Center HP Indonesian
Lembaga Kursus Terbaik Indonesia
Makalah Usaha Bisnisilmu konten