Wisata Religi Jawa Tengah? 5 Tempat di Pati Ini Bisa Kamu Datangi Bersama Keluarga



What? Wisata religi? Wisata Religi Jawa Tengah, lagi! Nggak salah, tuh? Haha... Nggak lazim ya, wisata religi buat kamu yang merasa masih muda. Tapi kamu kan belum pernah coba. Kalau kamu sudah coba, asyik juga kok. Saya awalnya juga karena mertua suka dengan wisata religi. Terus mereka seneng kalau anak, cucu dan menantunya ikut semua. Jadi berangkat ramai-ramai, gitu... Nanti pulangnya jajan-jajan. Seru lah...

Wisata Religi itu Apa, Sih?

Ini salah satu jenis wisata yang kekinian. Heheh... Yah, selain wisata alam, wisata kuliner, wisata edukasi, dan berbagai jenis wisata lainnya. Kalau definisinya, terjemahan bebas ala saya, wisata religi adalah wisata ke tempat-tempat yang mempunyai sisi religius, seperti makam para wali, masjid, atau ke pondok pesantren. Tujuannya biasanya adalah untuk memperkaya wawasan keagamaan dan memperdalam spiritual.

Selama ini wisata religi identik dengan orang tua. Iya kan? Kalau kamu melihat rombongan-rombongan wisata religi, kebanyakan mereka adalah para orang tua. Tetapi seiring kesadaran orang-orang muda untuk mendekatkan diri kepada Tuhannya, wisata religi juga sudah mulai dilirik yang muda-muda. Lagipula sebagai orang muda, selain mengharap keberkahan dari para wali, kamu juga bisa belajar sejarah dari tempat yang dikunjungi.
  
Selain itu, wisata religi juga identik dengan Jawa Timur. Secara di sana memang banyak pondok pesantren dan makam para wali. Tetapi sebenarnya Wisata Religi Jawa Tengah juga tak kalah menariknya, lho. Misalnya di Demak ada Masjid Agung Demak dan makam Sunan Kalijaga. Di Kudus ada Menara Kudus, makam Sunan Kudus dan makam Sunan Muria. Dan tentu saja, di Pati.

Kenapa dengan Wisata Religi di Pati?

Kamu bisa mengatakan Pati ini sebagai kota santri. Banyak madrasah dan pondok pesantren di sana. Dan peninggalan orang alim atau wali juga banyak. Memang sih, di Pati tidak ada makam sunan yang termasuk dalam walisongo. Tetapi di kota santri ini, kamu bisa mendatangi makam para waliyullah yang tidak diragukan kealimannya. Buktinya selama ini makam-makam itu sudah banyak dikunjungi orang dari berbagai daerah, walaupun belum seterkenal wisata religi Jawa Timur.

Dimana Saja Sih, Wisata Religi di Pati Itu?


Sebenarnya ada banyak wisata religi di Pati. Tetapi kali ini saya hanya akan memberi bocoran 5 tempat saja. Dan inilah 5 tempat wisata religi di Pati yang bisa kamu kunjungi:

1.     Ki Ageng Kiringan, Tayu

Sumber: abyfirda.blogspot.com
Makamnya berada di Dukuh Kiringan Lor, Desa Pundenrejo, Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati. Nama aslinya adalah Syekh Abdullah Asyiq. Beliau adalah murid Sunan Muria yang ditugaskan berdakwah di daerah Tayu dan sekitarnya.

Seperti kebanyakan makam para wali, makam Ki Ageng Kiringan juga dekat dengan masjid. Cerita spesial yang melingkupi Ki Ageng Kiringan adalah bedug yang berbunyi sendiri saat akan terjadi banjir di wilayah Tayu. Jadi, daerah Tayu memang merupakan daerah yang rawan banjir, karena di sana dekat dengan Sungai Silugonggo. Kalau musim hujan dan air sungai meluap, sering terjadi banjir.

Dan mitos tersebut sangat dipercaya oleh masyarakat hingga saat ini. Konon, bedug tersebut akan berbunyi sendiri sebagai peringatan akan terjadinya banjir. Dan uniknya, bukan hanya masyarakat Kiringan sendiri yang mendengar bunyi bedug itu, tetapi juga masyarakat di sekitar Tayu.

Selain itu di sana juga terdapat sebuah sumur tua yang tak pernah kering, meskipun saat itu musim kemarau. Dulu, air sumur tersebut digunakan untuk ritual sumpah. Akan ada bala jika sudah bersumpah menggunakan air tersebut, tetapi ternyata sumpah yang diucapkan tidak sesuai kenyataan. Namun, saat ini penggunaan air tersebut untuk ritual sumpah di makam Ki Ageng Kiringan sudah jarang dilakukan.

Jalan menuju makam Ki Ageng Kiringan cukup mudah. Dari pusat Kabupaten Pati menuju Tayu sekitar 27 km, kemudian dari pusat kota Tayu menuju Desa Pundenrejo adalah 1,7 km. Paling sekitar 2 sampai 5 menit dari pusat kota Tayu, kamu sudah akan menemui gapura dengan tulisan “Ke Makam Ki Ageng Kiringan” yang berada di sebelah lapangan bola Desa Pundenrejo. Kamu langsung ikuti saja jalan itu, sampai kamu menemukan Masjid Kiringan.

2.     Syekh Mutamakkin Kajen, Margoyoso

Sumber: wartaphoto.net
Makam Syekh Mutamakkin berada di Desa Kajen, Kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati. Kalau kamu dari arah Pati, berjarak sekitar 17 km kamu akan sampai ke pertigaan Kajen. Untuk menuju makam Mbah Mutamakkin, kamu harus menuju arah timur sekitar 1,5 km. Akan ada petunjuk arah setelah itu. Kamu bisa mengikuti petunjuk arah itu saja.

Syekh Mutamakkin sendiri merupakan seorang ulama besar pada abad 17 M. Beliau merupakan keturunan dari Sultan Hadiwijaya dari Kerajaan Pajang. Karena itu beliau sangat dihormati oleh masyarakat dan disegani oleh kerajaan Surakarta Hadiningrat.

Bekas-bekas perjuangan dakwahnya di wilayah Margoyoso ini masih terlihat dengan banyaknya madrasah dan pesantren di daerah Kajen ini. Makam beliau juga tidak pernah sepi dari pengunjung, baik dari kalangan umum maupun santri. Saya sering melihat para santri yang menghafal al-Qur’an di sekitar makam Syekh Mutamakkin yang adem itu. Iya, suasana yang adem, tenang, dan keberkahan beliau tampaknya juga memudahkan para santri menghafal Al-Qur’an.

Di lokasi wisata religi ini, terdapat parkir yang cukup luas. Selain itu untuk oleh-oleh, kamu juga bisa memilih antara baju-baju, makanan, dan buku. Ada banyak buku agama di sana, termasuk buku tentang sejarah Syekh Mutamakkin.

3.     Syeh Jangkung Saridin, Kayen

Sumber: www.teluklove.com
Syekh Jangkung atau Saridin ini merupakan putra dari Ki Ageng Kiringan. Beliau juga murid dari Sunan Kalijaga dan Sunan Muria. Banyak cerita tentang kesaktian beliau. Misalnya beliau yang bisa menjaring air dengan ember bolong sampai omongan yang selalu menjadi kenyataan. Beliau juga pernah mengalahkan orang jahat yang menguasai alas roban bernama Ki Jati. Karena hal itu, beliau mendapat hadiah dari Raja Mataram dengan menikahi Retno Jinoli yang merupakan kakak Sultan Agung.

Jimat peninggalan Syekh Jangkung ini juga masih banyak disimpan oleh masyarakat Desa Landoh, tempat dimana beliau dimakamkan. Jimat itu berupa kulit Kebo Landoh. Konon, jika seseorang memiliki jimat itu, akan kebal dari senjata apapun.

Fasilitas di makam Syekh Jangkung ini tergolong lengkap. Terdapat toko dan tempat belanja oleh-oleh, warung, penjual bunga untuk nyekar, toilet, musholla, hingga tempat parkir yang luas.

Makam Syekh Jangkung berada di Desa Landoh, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati. Kecamatan Kayen berada 20 km dari pusat Kota Pati ke arah selatan. Sedangkan makam Syekh Jangkung berjarak 800 m dari pusat Kecamatan Kayen atau sekitar 2 menit saja.

4.     Sunan Prawoto, Sukolilo

Sumber: suaramerdeka.com
Sunan Prawoto bernama asli Raden Mukmin. Beliau merupakan Raja Demak keempat, yang berarti merupakan cucu dari raden Fatah. Memerintah pada tahun 1546 – 1549, namun tampaknya beliau lebih condong sebagai ulama daripada menjadi politikus. Pada saat pemerintahan beliau, beberapa daerah kekuasaan Demak, seperti Cirebon, Banten, Gresik, dan Surabaya lepas. Saat itu pula, pusat pemerintahan Demak sempat di pindah ke Desa Prawoto. Karena itu beliau dikenal sebagai Sunan Prawoto.

Peziarah seringnya datang ke makam Sunan Prawoto pada hari jumat pahing. Selain itu, pada tanggal 17 Rajab selalu ada kirab atau karnaval dengan membawa nasi nuk (nasi yang dikepal-kepal; jawa: dinuk-nuk), dari balai Desa Prawoto menuju makam Sunan Prawoto. Pada kirab tersebut biasanya didatangi Pengageng dari Keraton Surakarta Hadiningrat. Wisatawan lokal dan mancanegara juga banyak yang turut menyaksikan.

Jarak kecamatan Sukolilo dari Pati ke arah selatan sekitar 35 km. Sedangkan dari pusat kecamatan Sukolilo sampai dengan sekitar 11 km atau 25 menit perjalanan.

5.     Sunan Ngerang, Juwana

Sumber: youtube.com/masturkhan
Sunan Ngerang atau Syekh Muhammad Nurul Yaqin merupakan ulama yang berasal dari Juwana. Beliau orang yang alim dan sakti. Karena itu, ulama sekelas Sunan Muria dan Sunan Kudus berguru pada beliau. Sunan Muria bahkan menjadi menantu beliau.

Tidak terlalu banyak cerita tentang beliau selain kealiman dan kesaktiannya. Beliau berdakwah bersama istri beliau yang bernama Dewi Roro Kasihan, yang dikenal sebagai Nyi Ageng Ngerang. Nyi Ageng Ngerang ini merupakan keturunan dari bangsawan Majapahit Prabu Kertabumi Brawijaya V.  

Makam Sunan Ngerang berada di Desa Pekuwon, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati. Jarak pusat kota Pati ke Kecamatan Juwana sekitar 14 km arah timur. Sedangkan makam Sunan Ngerang berjarak 5 km dari pusat kota Juwana.

Kapan Bisa Datang ke Wisata Religi Jawa Tengah yang Ada di Pati itu?

Wisata religi di Pati sebenarnya bisa kamu datangi setiap saat. Tetapi momen haul akan menjadi lebih spesial. Karena haul adalah saat hari kematian para wali diperingati, jadi akan ada keramaian di tempat-tempat tersebut. Biasanya ada banyak pedagang-pedagang kecil yang turut berjualan meramaikan haul para wali. Jadi kamu bisa membeli oleh-oleh dari sana. Selain itu ketika haul biasanya ada karnaval, pengajian, dan do’a bersama. Biasanya anak-anak paling suka jika menonton karnaval. Seperti anak-anak saya. Sebelum karnaval selesai, mereka pantang untuk diajak pulang.

Tetapi jika justru kamu menginginkan suasana yang khusyu’, damai, dan tenang, kamu bisa datang di hari-hari biasa. Saya dan keluarga biasanya suka datang di saat-saat seperti itu. Tenang saja, meski sedang tidak merayakan haul, di tempat wisata religi itu tetap ada penjual oleh-oleh, kok. Hanya saja tidak seramai saat acara haul.

Nggak Masalah Nih, Bawa Anak-Anak?

Menurut saya ya nggak masalah. Seperti saya ceritakan di awal. Mertua saya itu suka sekali pergi ziarah bareng seluruh kerabat, termasuk anak-anak. Bahkan akan memberikan nilai lebih pada keluargamu. Kedekatanmu dengan keluarga saat pergi bersama, ditambah dengan momen belajar bersama dari tempat-tempat yang dikunjungi, akan menjadi kenangan tak terlupakan bagimu dan anak-anakmu.

Nah, gimana? Wisata Religi Jawa Tengah, utamanya di Pati tidak kalah dengan  Wisata Religi Jawa Timur kan? Adakah salah satu tempat wisata religi di Pati itu yang ingin kamu kunjungi bersama keluarga? Dan kapan berencana berziarah? 

Wisata Religi Jawa Tengah? 5 Tempat di Pati Ini Bisa Kamu Datangi Bersama Keluarga Wisata Religi Jawa Tengah? 5 Tempat di Pati Ini Bisa Kamu Datangi Bersama Keluarga Reviewed by Ummi Nadliroh on December 16, 2018 Rating: 5

31 comments:

  1. banyak juga ya mbak tempat wisata religinya. cuma seringan jadi praktik syirik sama orang-orang. harusnya datang mendoakan yang mati, tapi ini jadi memohon sama yang mati. mana bisa nolong coba. hmmm

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau saya melihatnya,harusnya setelah berziarah bisa menjadi sesuatu. Karena para ulama itu adalah orang-orang yang dulu berjuang untuk agama. Jadi kita bisa mengambil pelajaran. Sebagaimana juga kita harusnya mendapatkan sesuatu setelah wisata yang lainnya. Wisata kuliner misalnya, jangan sampai dapat kenyang saja. Tapi lupa dengan sunnah-sunnah makan seperti ajaran Rasulullah. :)

      Delete
  2. Wah, tak satu pun aku pernah mendengarnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihi... Mungkin karena minatnya nggak disitu, Mbak.

      Delete
  3. Wuaah...itu baru di Pati. Gimana kalau seluruh Jateng ya. Karena memang masuknya Islam ke negara kita kan pertamakali memang di jawa tengah jadi kebayang tempat2 yang berhubungan sama islamnya pun banyak. Tapi yaitu, sayangnya banyak yang menyalahgunakan arti ziarah yang sesungguhnya (semoga kita bukan salah satunya).tapi sungguh kalau menjelajahi wisata religi baiknya memang dilakukan untuk menyadarkan kita akita akan banyak hal

    ReplyDelete
  4. Berziarah sambil belajar sejarah pasti asyik dan berkesan ya mba, terutama sejak kanak2 ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Mbak. Belajar sejarah untuk membuat sejarah juga di masa depan. Hehehe...

      Delete
  5. Pati, saya baru tahu mengenai wisata religi di sini. Rasanya saya juga pengen mengunjungi wisata religi seperti ini.

    ReplyDelete
  6. Berwisata religi ke jawa tengah? Mauuu selama ini yang saya tau ya walisongo itu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Monggo ke Pati, Mbak. Hehehe...

      Delete
    2. SEmoga setelah ini bisa berwisata religi ke Mekah dan Medinah, ya, Mba, Aamiin...

      Delete
  7. Setelah ini semoga bisa langsung wisata religi ke Mekah dan Medinah, ya. Mba, Aamiin...

    ReplyDelete
  8. Wah, baru tau kalo di Pati ada banyak Sunan dan Wali yang bisa dikunjungi. Lebih seru ya kalo datang saat haul, ada banyak makanan dan kerajinan dari daerah yang bisa dijadikan oleh-oleh. Selama ini wisata ziarah ke makam para wali biasanya diadakan oleh rombongan pengajian, kebanyakan ibu-ibu. Sebagian besar pesertanya para lansia. Padahal makam wali-wali itu sering letaknya agak jauh dan mendaki, seperti Imogiri di Jogja. Sebenarnya kurang cocok untuk para lansia, apalagi yang sudah kesulitan untuk berjalan jauh-jauh....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Mbak. Seperti di Sunan Prawoto itu di bukit makamnya.

      Delete
  9. Ternyata banyak ya objek wisata di Pati, pernah ke Pati tapi bingung mau main kemana, akhirnya cuma pergi kondangan aja hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah, Mbak. Kalau ke Pati lagi, hubungi aku aja. Hehehe... Selain yg religi, ada obyek wisata lain.

      Delete
  10. Ooh, Ummi Nadliroh tinggal di Pati. Semoga ada rezekinya bisa wisata ke sana :)

    ReplyDelete
  11. Saya punya teman lama yg mondok di sebuah ponpes di Pati. Udah hadizah dia. Saat itulah saya baru ngeh Kalo Pati pun Kota santri. Tapi kalo destinasi wisata religi secara rinci, saya baru baca yang ini.
    Semoga suatu saat ada kesempatan ke sana. Menarik menurut saya :) Bisa dijadikan setting novel religi juga nih

    ReplyDelete
  12. Saya pernah ke Pati. Salah satu bulek saya dapat suami orang Pati. Tapi lupa daerahnya di mana.
    Seingat saya dulu jalannya naik dan mendaki :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mungkin di Sukolilo atau Gembong,Mbak. Di sana yang medannya mendaki. :)

      Delete
  13. Wah, mantap sekali Pati, ya. Saya dulu juga punya ustadz berasal dari Pati. Sampai sekarang nggak bisa lupa karena beliau pandai sekali mengajar dan berwibawa. Pati memang istimewa ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah, Mbak. Kalau bagi saya yang asli Pati, tentunya Pati memang istimewa. :)

      Delete
  14. Wah lain kali bisa nih mampir ke Pati. Apalagi bawa keluarga kan. Aku sejauh ini wisata religi, baru mengunjungi masjid-masjid

    ReplyDelete
  15. Sejauh ini aku belum pernah wisata ke Pati. Cuma lewat saja. Ternyata banyak juga tempat buat wisata religi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Cukup banyak, Mbak. Mungkin butuh pengelolaan yang baik dan promosi. Hehe...

      Delete

Terima kasih telah memberikan komentar di blog saya. Mohon untuk memberi komentar dengan kata yang santun. Terima kasih. :)

Powered by Blogger.