TIGA SEBAB KEGALAUAN IBU BEKERJA DAN CARA MENGATASINYA

Assalamu'alaikum, Sahabat...


Sebenarnya saya agak ragu menulis ini. Takutnya ada yang nyinyir. "Tuh kan, harusnya jadi ibu rumah tangga saja," begitu mungkin yang dikatakan. Hihi... Tapi mungkin itu hanya perasaan saya saja.

Setiap pilihan pasti ada konsekuensinya. Termasuk ketika saya memilih tetap bekerja kantoran setelah menikah dulu. Tentunya saya sudah mendapat restu suami dong, ketika memutuskan bekerja di luar rumah. Tetapi sebagai ibu, tetap saja ada saatnya saya galau dengan keadaan yang saya hadapi.

Ini adalah 3 hal yang paling membuat saya galau:

1. Pekerjaan yang menumpuk di satu waktu
Tidak bisa dipungkiri, kadang pekerjaan kantor itu menumpuk di satu waktu. Ada waktu-waktu dimana pekerjaan yang satu belum selesai, saya sudah ketiban pekerjaan lainnya lagi. Bahkan ketika di rumah, saya masih kepikiran pekerjaan itu. Bisa dipastikan kalau saya sudah kepikiran pekerjaan kantor, konsentrasi saya ketika membersamai anak-anak juga buyar. Kacau kan?

Untuk mengatasi yang seperti ini, saya belajar dari senior saya di kantor lama. Manajemen pekerjaan dengan memilah-milah pekerjaan dan menandainya adalah solusinya. Pekerjaan pertama adalah penting dan mendesak. Pekerjaan kedua penting, tetapi tidak mendesak. Pekerjaan ketiga segera, tetapi bisa diwakilkan, dan seterusnya. Menandai pekerjaan seperti ini, saya rasakan sangat membantu dalam menyelesaikan pekerjaan.

2. Anak sakit
Ibu mana yang tak gelisah kalau anaknya sakit. Apalagi kalau anak itu berada di usia batita (bawah tiga tahun). Biasanya kalau sakit, mereka lebih rewel kan? Huhu... Saya sering tidak tega kalau meninggalkan mereka bekerja.

Menghadapi yang seperti ini, saya menerapkan dua solusi. Yang pertama, jika pekerjaan di kantor sedang longgar, saya akan minta ijin ke atasan. Biasanya atasan mengerti, kok...

Namun jika banyak pekerjaan menanti, biasanya saya akan mempercayakan 100% perawatan anak kepada orang rumah. Entah itu asisten, suami, atau saudara yang lain. Kemudian saya akan berusaha menyelesaikan pekerjaan dengan lebih cepat agar bisa segera pulang. Kalaupun ternyata tidak bisa, saya tetap akan menghubungi orang rumah dan menceritakan kondisi kantor, serta memantau keadaan anak di rumah. Dan tidak lupa berdo'a. 

3. Asisten rumah tangga ijin tidak masuk kerja
Wah, ini masalah serius untuk ibu bekerja dan punya anak batita seperti saya. Karena kami (saya dan suami) inginnya tidak merepotkan orang tua dengan urusan anak. Tapi kenyataannya berulang kali kami merepotkan mereka, terutama kalau asisten tidak datang ke rumah. Mau tidak mau kami harus menitipkan anak kepada orang yang kami percaya. Siapa lagi yang paling bisa dipercaya kalau tidak orang tua? 

Dan beruntungnya kami punya orang tua yang rumahnya berdekatan dengan dua orang ipar yang kebetulan adalah ibu rumah tangga. Jadi, kalau orang tua kami tidak bisa menangani anak kami, dua ipar kami yang baik hati selalu bisa membantu.

Nah, 3 hal itulah yang sering membuat saya galau. Ada yang pernah mengalami seperti saya? Atau malah ada hal lain lagi yang membuat galau? :)
TIGA SEBAB KEGALAUAN IBU BEKERJA DAN CARA MENGATASINYA TIGA SEBAB KEGALAUAN IBU BEKERJA DAN CARA MENGATASINYA Reviewed by Ummi Nadliroh on April 30, 2016 Rating: 5

10 komentar:

  1. galau tingkat dewa buat ibu pekerja ya

    BalasHapus
  2. Saya juga bekerja, mbak Ummi. Tapi untungnya ada ibu yang tinggal serumah dengan saya, lagipula anak saya hanya satu. Jadi selama kerja anak dititipkan ibu. Meskipun begitu kalau anak sakit tetap kepikiran juga ya :)

    Saya salut deh dengan ibu rumah tangga yang juga bekerja, tapi bisa membagi waktu dengan baik antara pekerjaan rumah dan pekerjaan kantor. Ibu bekerja kan ada tujuannya juga ya mbak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, lebih tenang kalau ada ibu ya Mbak. Kalau saya tidak serumah dengan ibu. Tapi kadang jg menitipkan anak ke ibu.

      Insya Allah tiap ibu bekerja punya tujuannya sendiri2. Dan mereka pasti siap dg konsekuensinya. :)

      Hapus
  3. iya sih... jadi pas di tempat kerja, ibu ingat rumahnya. Pas di rumah, malah inget kerjaan kantor. serba salah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihi... Sekarang saya sedang belajar konsen pada hal yg saya hadapi saja. :D

      Hapus
  4. Paling galau itu pas gak punya duit -,- :D

    BalasHapus
  5. Saya udah resign krn 3 masalah tsb

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pernah punya niat resign, Mbak. Tapi ada alasan lain yang membuat saya memilih tetap kerja di luar rumah. Tentunya sudah komunikasi dg suami dan keluarga. :)

      Hapus

Terima kasih telah memberikan komentar di blog saya. Mohon untuk memberi komentar dengan kata yang santun. Terima kasih. :)

Diberdayakan oleh Blogger.