MODERASI

Assalamu'alaikum, Sahabat...



Beberapa hari ini saya akhirnya pakai moderasi komentar di blog saya. Sebelumnya saya merasa memoderasi komentar itu tidak perlu. Apalah saya ini... Komentar di blog saya juga tidak banyak. Jadi, semua komentar saya terima, bahkan yang "jualan jamu" sekalipun. 

Sampai beberapa hari lalu ada komentar masuk yang kalimatnya tidak sopan menurut saya. Kalimat itu terlalu tidak sopan diucapkan kepada seorang wanita. Pokoknya kalau di dunia nyata, saya belum pernah mendengar kalimat yang seperti itu. Dan saya langsung menghapus komentar tersebut sesaat setelah membacanya. 

Ah, dan saya jadi tahu manfaat moderasi komentar. Kenapa beberapa blog menggunakannya. Hihi, lemotnya saya...

Menurut saya moderasi komentar di blog salah satunya berguna untuk menyaring komentar apakah layak ditampilkan atau tidak. Pemilik blog bisa memilih komentar yang menurutnya layak ditampilkan di blognya. Dan setiap pemilik blog pasti punya standar kelayakannya masing-masing. Alasan memakai moderasipun pasti beragam. Seperti saya yang tidak ingin ada kata tidak sopan di blog saya, pemilik blog lain mungkin juga punya alasan yang berbeda.

Dan bercerita tentang moderasi dan saring-menyaring, kok saya ingat dengan "saringan" yang lain. Saya jadi ingat hadis di bawah ini:

Dari Wabishah bin Ma'bad RA, beliau berkata, "Aku datang kepada Rasulullah SAW, kemudian beliau berkata, 'Kamu datang untuk bertanya tentang kebaikan?' Aku menjawab, 'Benar', kemudian beliau bersabda, 'Mintalah fatwa kepada hatimu. Kebaikan adalah apa saja yang menenangkan hati dan jiwamu. Sedangkan dosa adalah apa yang menyebabkan hati bimbang dan cemas meski banyak orang mengatakan bahwa hal tersebut adalah kebaikan'." (HR. Ahmad, Ath-Thabrani, dan Al-Baihaqi).

Jadi, yang saya maksud "saringan" itu adalah hati. Hehe... Saya suka begitu. Ngomong apa, yang diingat apa. Kadang tidak nyambung. Tapi tetap lah, ayo disambung lagi...

Di dunia nyata kita pasti melakukan banyak aktifitas yang berhubungan dengan orang lain. Dalam aktifitas itu, mungkin ada masukan positif dan negatif. Masukan-masukan itu, pastilah mempengaruhi sikap kita. Masukan positif tentunya melahirkan sikap yang positif. Masukan negatif, jika kita tidak menyaringnya barangkali juga akan melahirkan sikap yang negatif.

Pertanyaannya, seberapa efektif saringan dalam diri kita? Jika saringan itu adalah "hati", seberapa mampu ia membedakan kebaikan dan dosa?

Jika seorang mempunyai hati yang sehat, biasanya akan terluka jika dirinya melakukan kemaksiatan, sehingga dengan segera ia akan bertaubat, sebagaimana firman Allah, "Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari setan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya." (QS. Al-A'raaf: 201).

Sebaliknya, hati yang sakit tidak akan merasa terluka jika melakukan kemaksiatan. Biasa saja dengan dosa. Na'udzubillahi min dzalik. Semoga kita dijauhkan dari hati yang sakit, apalagi hati yang mati. 

Kalau menurut Ustad Muhammad Arifin Ilham, tanda-tanda hati yang mati adalah:
  1. Meninggalkan sholat tanda uzur syar'i.
  2. Melakukan kemaksiatan atau dosa dengan bangga.
  3. Membenci Al-Qur'an.
  4. Gemar bermaksiat dan mencintai kemaksiatan.
  5. Sibuk hanya mempergunjing dan buruk sangka serta merasa dirinya lebih suci.
  6. Sangat benci dengan nasehat baik dan fatwa-fatwa ulama.
  7. Tidak ada rasa takut akan peringatan kematian, alam kubur dan akhirat.
  8. Gila dunia bahkan tidak peduli halal haram yang penting kaya.
  9. Masa bodoh terhadap keadaan dan urusan orang lain.
  10. Pendendam hebat.
  11. Sangat pelit.
  12. Cepat marah, angkuh dan pendengki.
Ngeri ya, kalau hati kita sudah mati. Nah, kalau begitu, apakah hatimu siap melakukan moderasi? :)

Bahan Bacaan:
https://muslimah.or.id/3281-tanyakan-pada-hatimu.html 
https://muslim.or.id/8082-tanda-hati-yang-sakit.html
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/12/04/21/m2td83-inilah-tandatanda-matinya-hati


MODERASI MODERASI Reviewed by Ummi Nadliroh on Juni 22, 2016 Rating: 5

4 komentar:

  1. Blog saya juga mulai domoderasi kok Mbak. Biar penjual jamu gak mampir. Hehehe

    BalasHapus
  2. Semoga komentar saya ini lolos dari seleksi tim redaksi.
    #Eh, maksud saya lolos dari moderasi. :)

    BalasHapus

Terima kasih telah memberikan komentar di blog saya. Mohon untuk memberi komentar dengan kata yang santun. Terima kasih. :)

Diberdayakan oleh Blogger.